Inovasi Guru Semarang: Mini Riset STEAM PERISEMAR Cetak Siswa Kritis, Peduli Lingkungan, dan Kolaboratif

Avatar photo

- Kontributor

Kamis, 9 Oktober 2025 - 22:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : istimewa

Foto : istimewa

SEMARANG|PortalindonesiaNews.Net -Langkah nyata menuju arah itu kini ditunjukkan oleh Fika Rofuddin Izza, S.Pd., seorang pendidik inovatif dari Semarang, melalui model “Pembelajaran Mini Riset Berbantu STEAM pada Materi Ekosistem Berbasis Potensi Lokal.”

Program ini mengusung pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) yang dikolaborasikan dengan potensi lokal daerah Semarang. Melalui inovasi tersebut, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga diajak meneliti lingkungan sekitar sekolah untuk memahami ekosistem secara langsung.

PERISEMAR, Media Belajar dari Alam Sekitar

Inovasi ini diwujudkan melalui aplikasi PERISEMAR (Pembelajaran Riset Berbasis Potensi Lokal Semarang) — media pembelajaran berbasis riset sederhana yang memadukan teknologi, lingkungan, dan seni.

Melalui PERISEMAR, siswa didorong untuk meneliti sawah, kebun, hingga sendang di sekitar sekolah, melakukan pengamatan, mencatat data, lalu menganalisis hasilnya dengan pendekatan STEAM.

READ  Datangi IWOI Jateng, Warga Tunggul Pandean Minta Advokasi Hukum atas Proyek Gardu Induk PLN

Tak berhenti di situ, siswa juga membuat diorama ekosistem sebagai bentuk visualisasi hasil penelitian mereka. Diorama itu menampilkan konsep masa depan ramah lingkungan, seperti penggunaan panel surya dan energi alternatif bebas emisi.

READ  APH dan Pengawas Pertamina Diminta Periksa SPBU 14.204.129 Belawan, Diduga Jadi Sarang Mafia Solar ‘AN’

“Kami ingin siswa belajar langsung dari lingkungan mereka sendiri, bukan hanya dari buku teks. Dari sana mereka bisa memahami pentingnya berpikir kritis dan menjaga keseimbangan alam,” jelas Fika Rofuddin Izza, S.Pd., penggagas inovasi tersebut.

READ  Kasus Kekerasan Siswi SD di Boyolali: Sekolah Diduga Lambat Tangani, ELBEHA Barometer Turun Tangan!  

Hasil Nyata: Siswa Lebih Kritis, Peduli, dan Kolaboratif

Dari penerapan mini riset ini, muncul perubahan positif dalam sikap dan cara berpikir siswa. Mereka terlatih menganalisis masalah lingkungan, semakin peduli terhadap alam, serta mampu bekerja sama dalam kelompok.

READ  Skandal BRI Kebumen: Sertifikat Jaminan Taripan Diduga Dijual ke Cukong, Debitur Dimiskinkan

Beberapa proyek menarik pun lahir dari kegiatan ini. Salah satunya, siswa mengolah limbah kulit buah menjadi eco enzyme, cairan ramah lingkungan yang bermanfaat untuk kebersihan rumah tangga.

Selain itu, kemampuan kolaborasi mereka tumbuh melalui kerja kelompok dalam menyusun laporan riset dan mempresentasikannya dengan gaya yang kreatif dan komunikatif.

“Melalui riset kecil seperti ini, siswa belajar menjadi ilmuwan muda yang peka terhadap isu lingkungan dan siap menghadapi tantangan global,” tambah Fika.

READ  Sekeluarga Ditangkap Edarkan Sabu, Termasuk Jaringan Besar di Bekasi

Membangun Generasi Hijau dari Sekolah Dasar

Program mini riset STEAM berbasis potensi lokal ini menjadi contoh nyata pendidikan berkarakter dan berwawasan lingkungan.

Dengan memanfaatkan sumber belajar di sekitar, siswa tidak hanya mengenal ekosistem, tetapi juga belajar teknologi hijau dan solusi berkelanjutan sejak dini.

Inovasi seperti PERISEMAR menunjukkan bahwa pendidikan tidak harus mahal atau berbasis laboratorium modern — cukup dengan semangat eksplorasi, kreativitas guru, dan kepedulian terhadap lingkungan, generasi masa depan yang kritis, kolaboratif, dan cinta bumi bisa lahir dari ruang kelas sederhana.

Laporan: Saribun

Berita Terkait

Heboh di Purworejo! Anak Sekdes Dibully, Guru Ngaku Preman Sekolah, Dugaan Pungli di Balik Tembok SMP Negeri 3 Terkuak!
Niat Menolong Pedagang, Petugas Satpol PP Malah Dikeroyok di Alun-Alun Cilacap
Satpol PP Blora Bungkam Soal Miras & Karaoke Ilegal — Publik Curiga Ada “Atensi Khusus” di Balik Diamnya Aparat!
DPRD Sidak! Hutan Adat Suku Lubuk Diduga Dirusak PT SBP — Warisan Leluhur Digasak
Pihak CV Bangun Pertiwi Bantah Tuduhan Proyek Drainase di Gendongan Tak Gunakan Lantai Kerja: “Semua Sesuai Spek dan Bukti Ada”
Guru SMPN 3 Purworejo Diduga Bully Siswa Karena Orang Tuanya Bongkar Pungli — Sugiyono SH: “Mental Pendidik Sekarang Mirip Preman!”
Kapolres Grobogan Dinilai Lamban Menjawab Surat Kuasa Hukum: “Yang Diminta Itu Hak Tersangka, Mau Jadi Apa Negara Ini?”
Terendus Modus Ngangsu Pertalite di SPBU Klaten, Lampu Dimatikan Saat Pengisian — Dugaan Pembiaran Menguat Pembiaran Menguat

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 01:44 WIB

Heboh di Purworejo! Anak Sekdes Dibully, Guru Ngaku Preman Sekolah, Dugaan Pungli di Balik Tembok SMP Negeri 3 Terkuak!

Rabu, 22 Oktober 2025 - 07:14 WIB

Niat Menolong Pedagang, Petugas Satpol PP Malah Dikeroyok di Alun-Alun Cilacap

Selasa, 21 Oktober 2025 - 00:48 WIB

Satpol PP Blora Bungkam Soal Miras & Karaoke Ilegal — Publik Curiga Ada “Atensi Khusus” di Balik Diamnya Aparat!

Senin, 20 Oktober 2025 - 18:03 WIB

DPRD Sidak! Hutan Adat Suku Lubuk Diduga Dirusak PT SBP — Warisan Leluhur Digasak

Minggu, 19 Oktober 2025 - 20:18 WIB

Pihak CV Bangun Pertiwi Bantah Tuduhan Proyek Drainase di Gendongan Tak Gunakan Lantai Kerja: “Semua Sesuai Spek dan Bukti Ada”

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 23:17 WIB

Kapolres Grobogan Dinilai Lamban Menjawab Surat Kuasa Hukum: “Yang Diminta Itu Hak Tersangka, Mau Jadi Apa Negara Ini?”

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 07:05 WIB

Terendus Modus Ngangsu Pertalite di SPBU Klaten, Lampu Dimatikan Saat Pengisian — Dugaan Pembiaran Menguat Pembiaran Menguat

Jumat, 17 Oktober 2025 - 21:40 WIB

POLRES SALATIGA LIMPAHKAN KASUS KOPERASI BLN KE POLDA JAWA TENGAH

Berita Terbaru