SALATIGA | PortalIndonesiaNews.net — Cuaca cerah di Kota Salatiga tiba-tiba berubah mencekam. Dalam waktu yang begitu singkat, hanya sekitar setengah jam, hujan deras disertai hembusan angin kencang mengguncang kota yang biasanya tenang ini.
Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 12.10 WIB, langit mendadak gelap, petir bersahutan, dan angin berembus sangat kuat. Dalam hitungan menit, rumah warga porak-poranda, pohon tumbang berserakan, dan arus lalu lintas lumpuh di berbagai titik kota.
Atap rumah warga beterbangan tak terkendali. Di kawasan Warak, Sidorejo, atap Puskesmas Pembantu terlepas dan tersangkut di kabel PLN. Tak jauh dari lokasi, tiang listrik di depan SMKN 2 Warak patah dan tumbang menutup jalan.
Warga yang panik berhamburan ke luar rumah, khawatir bangunan akan roboh menimpa keluarga mereka.
“Hujannya memang cuma sekitar setengah jam, tapi anginnya luar biasa. Hanya dua menit tapi rasanya seperti badai. Genteng beterbangan, tiang listrik sampai patah, suaranya keras sekali. Saya langsung lari keluar rumah karena takut, ”tutur Dayat, warga Warak, dengan nada gemetar mengenang kejadian itu.
Pohon Tumbang di Mana-mana
Puluhan pohon besar tumbang di berbagai titik: Jalan Lingkar Salatiga (JLS) Pulutan Sidorejo, Jalan Hasanudin, Jalan Imam Bonjol, Kembangarum, hingga depan SMKN 2 Warak.
Di perempatan Grogol Baru, sebuah warung roboh tertimpa pohon, sementara di Jalan Abiyoso, sepeda motor warga ringsek tertimpa seng yang terbang dari atap rumah.
Kawasan Kelurahan Kecandran pun turut terdampak. Beberapa rumah warga rusak berat; genteng pecah, dinding retak, bahkan sebagian atap roboh dihantam angin.
Pemerintah dan Relawan Bergerak Cepat
Camat Sidomukti, Agus Wibowo, membenarkan bahwa terdapat sedikitnya enam titik kerusakan parah akibat cuaca ekstrem tersebut.
“Sebagian besar karena pohon tumbang menimpa bangunan dan rumah warga. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, TNI-Polri, Damkar, serta para relawan untuk penanganan darurat,” ujar Agus.
Sejak siang hingga sore, tim gabungan masih bekerja keras membersihkan pohon tumbang, mengevakuasi puing bangunan, dan mengamankan kabel listrik yang putus.
“Fokus kami sekarang membuka akses jalan dan memastikan warga bisa beraktivitas kembali. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” tambahnya.
Meski badai hanya berlangsung sebentar, rasa takut dan trauma masih menyelimuti warga.
“Baru kali ini saya lihat hujan sekuat itu. Anginnya sampai bikin pohon depan rumah hampir tumbang. Kami cuma bisa berdoa,”
ungkap seorang warga Warak dengan wajah cemas.
BPBD Ingatkan Warga untuk Tetap Siaga
BPBD Salatiga mengingatkan bahwa fenomena ini menjadi peringatan dini menuju puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir November.
Warga diimbau tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, terutama terhadap pohon rindang, tiang listrik tua, dan atap rumah yang rapuh.
Hanya dalam waktu 30 menit, Salatiga yang sejuk berubah menjadi lautan genteng dan puing berserakan.
Tiang listrik patah, pohon tumbang, dan warga berhamburan menyelamatkan diri. Meski kerugian materi tidak sedikit, syukur mendalam terucap karena tidak ada korban jiwa.
Badai singkat ini menjadi pengingat bahwa alam bisa murka kapan saja, dan kesiapsiagaan adalah kunci untuk selamat.
Laporan : Iskandar






