SEMARANG | PortalindonesiaNews.Net — Suasana kelas 5 SDN Ngijo 01 hari Kamis lalu tampak berbeda dari biasanya. Bukan deretan buku dan lembar tugas yang menghiasi meja siswa, melainkan tali-tali warna-warni yang diubah menjadi karya seni penuh makna. Kegiatan pembelajaran kali ini menghadirkan praktik baik bertajuk SIMPUL (Seni Ikat Membuat Produk Unik dan Laris) — sebuah pendekatan Project Based Learning (PjBL) yang menggabungkan unsur seni, kreativitas, dan kewirausahaan. 9 Oktober 2025
Dipandu oleh Ibu Durratus Sa’diyah bersama guru mitra Bapak Gunawan, kegiatan ini mengajak siswa untuk mengenal lebih dekat seni ikat atau simpul yang kerap dijumpai dalam keseharian. Pembelajaran dimulai dengan sesi pemahaman konsep — para siswa berdiskusi aktif mengenai berbagai jenis simpul, fungsi, serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Diskusi yang semula sederhana berkembang menjadi eksplorasi kreatif. Siswa mulai menyadari bahwa simpul tidak hanya digunakan dalam kegiatan pramuka, melainkan juga memiliki nilai artistik yang tinggi ketika diaplikasikan dalam karya seni.
Memasuki tahap praktik, Pak Gunawan mendemonstrasikan teknik membuat simpul untuk menghasilkan produk seni. Suasana kelas pun berubah menjadi bengkel kreatif — siswa berkreasi bebas membuat gelang, gantungan kunci, hingga hiasan tas dari bahan tali berwarna cerah. Setiap karya tampil unik, mencerminkan karakter dan imajinasi pembuatnya.
Tahap refleksi menjadi momen berharga. Siswa tidak hanya memamerkan hasil karyanya, tetapi juga berdiskusi tentang nilai ekonomi di balik produk buatan tangan tersebut. Beberapa bahkan menggagas ide untuk menjual karya mereka kepada teman-teman di kelas lain atau tetangga di sekitar rumah.
“Kami ingin siswa tidak hanya pandai berkarya, tetapi juga mampu melihat peluang dari karya mereka,” ujar Ibu Durratus Sa’diyah, guru pengampu Seni Rupa SDN Ngijo 01, dengan penuh semangat.
Melalui kegiatan SIMPUL, pembelajaran seni rupa tidak lagi sebatas menggambar dan mewarnai, melainkan menjadi wadah untuk menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan jiwa wirausaha sejak dini (edupreneurship). Proyek ini juga sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka, yang menekankan pembelajaran bermakna dan berbasis pengalaman nyata.
Kepala SDN Ngijo 01, dalam keterangannya, mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa inovasi pembelajaran seperti SIMPUL dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain.
“Anak-anak belajar seni, tapi juga belajar berpikir kreatif dan mandiri. Inilah esensi Merdeka Belajar yang sebenarnya,” ujarnya.
Dengan pendekatan yang menyenangkan dan aplikatif, SDN Ngijo 01 berhasil menghadirkan pembelajaran yang bukan hanya membekas di ingatan siswa, tetapi juga membuka wawasan baru bahwa seni bisa menjadi sumber inspirasi sekaligus peluang masa depan.
Red/Saribun