SEMARANG | PortalIndonesiaNews.Net – Kabar besar datang dari Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi resmi menetapkan Keputusan Gubernur Nomor 100.3.3.1/108 Tahun 2025 yang mengatur lokasi dan alokasi penerima Bantuan Keuangan (Bankeu) untuk Pemerintah Desa. Jumlah dana yang digelontorkan fantastis, mencapai Rp 1,23 triliun, yang akan disebar ke 8.593 titik pembangunan di 29 kabupaten. Saat ini, proyek-proyek di sejumlah desa sudah mulai digarap.
Fokus Pembangunan Desa
Dana jumbo ini difokuskan untuk peningkatan sarana prasarana perdesaan. Rinciannya mencakup pembangunan dan rehabilitasi:
Jalan desa (aspal, beton, maupun rabat beton)
Drainase dan saluran air
Irigasi pertanian
Sarana air bersih dan sanitasi
Sarana publik desa, termasuk fasilitas olahraga, balai desa, dan penerangan jalan
Dengan skema ini, desa-desa di seluruh Jawa Tengah diharapkan lebih cepat keluar dari kesenjangan infrastruktur dan mampu meningkatkan kualitas hidup warganya.
Mekanisme dan Pengawasan Ketat Dalam keputusan gubernur ditegaskan bahwa:
Pemerintah desa penerima wajib mengunggah laporan kegiatan secara daring melalui aplikasi Biro Administrasi Pembangunan Setda Jateng.
Bupati wajib menunjuk perangkat daerah terkait desa untuk memverifikasi usulan, mendampingi pelaksanaan, dan memastikan laporan keuangan tersampaikan tepat waktu.
Laporan pertanggungjawaban paling lambat harus disampaikan pada 10 Januari 2026.
Selain itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dukcapil Provinsi Jateng ditugaskan memfasilitasi teknis administrasi, sementara BPKAD Provinsi Jateng bertugas memproses realisasi pencairan anggaran.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Program ini diyakini akan menjadi penggerak ekonomi desa. Infrastruktur jalan yang lebih baik akan mempermudah akses pertanian dan distribusi hasil panen, jaringan irigasi memaksimalkan produktivitas lahan, dan sarana air bersih meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Ini bukan hanya soal bangunan fisik, tapi investasi jangka panjang untuk kesejahteraan desa. Kalau desanya maju, maka Jawa Tengah secara keseluruhan juga akan maju,” ungkap salah satu pejabat Pemprov Jateng.
Hasil Riset PortalIndonesiaNews.Net
Berdasarkan penelusuran dan riset PortalIndonesiaNews.Net, beberapa kabupaten besar seperti Grobogan, Sragen, Blora, Pati, dan Cilacap menjadi penerima alokasi terbesar karena jumlah desa dan luas wilayahnya.
Di Grobogan, pembangunan jalan rabat beton sudah mulai berjalan di beberapa desa yang selama ini hanya memiliki akses jalan tanah.
Di Pati, proyek irigasi pertanian tengah digarap untuk mendukung produksi padi yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Di Blora, pembangunan drainase desa telah dimulai untuk mengatasi banjir musiman yang kerap merendam permukiman warga.
Publik Menanti Transparansi
Kucuran dana jumbo ini menjadi sorotan publik. Banyak pihak berharap agar anggaran tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar sampai ke desa dan memberi manfaat nyata.
Aktivis antikorupsi bahkan mengingatkan agar program penguatan desa ini tidak dijadikan bancakan oleh oknum, melainkan diawasi bersama-sama oleh masyarakat, aparat desa, hingga lembaga penegak hukum.
“Rp 1,23 triliun itu uang rakyat, jangan sampai lenyap di jalan atau disalahgunakan. Pemerintah harus terbuka soal siapa yang menerima dan berapa besarannya,” tegas salah satu penggiat antikorupsi di Semarang.
Dengan adanya suntikan dana Rp 1,23 triliun yang sudah mulai digarap di ribuan titik desa, wajah perdesaan di Jawa Tengah diprediksi akan banyak berubah pada 2025–2026. Pertanyaan besar yang kini mengemuka: Apakah anggaran jumbo ini bisa benar-benar tepat sasaran dan dirasakan langsung oleh rakyat desa, atau justru kembali terseret isu penyalahgunaan dana seperti kasus-kasus sebelumnya?
Laporan: Iskandar