KONAWE | PortalIndonesiaNews.Net – Program bantuan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, tengah diguncang skandal memalukan. Alih-alih membantu warga miskin yang belum memiliki fasilitas sanitasi layak, proyek senilai lebih dari Rp500 juta ini justru diduga “nyasar” ke kantong para pengusaha tajir!
Fakta mengejutkan terungkap di Desa Asao, Kecamatan Tonguna. Alih-alih menyasar keluarga prasejahtera, satu unit MCK justru dibangun di rumah seorang pengusaha somel (penggergajian kayu). Padahal, masyarakat kecil di desa tersebut banyak yang belum memiliki fasilitas MCK layak.
Investigasi yang dilakukan tim media menunjukkan adanya indikasi kuat penyimpangan dan manipulasi data penerima bantuan. Warga pun mengaku kecewa dan merasa dipermainkan.
“Kami sudah lama menantikan bantuan ini. Tapi malah yang dapat justru orang kaya yang punya usaha besar,” keluh salah satu warga yang minta identitasnya disembunyikan, Kamis (31/7/2025).
Lebih mencengangkan lagi, Lingce Solihin, selaku pelaksana program MCK di Desa Asao, secara terbuka mengakui bahwa bantuan diberikan kepada pengusaha tersebut sebagai “imbalan” karena kendaraannya dipakai untuk mengangkut material proyek.
“Kami kasih MCK karena mobil mereka dipakai angkut material proyek dari anggaran PUPR yang Rp500 juta sekian,” ujar Lingce saat dikonfirmasi wartawan.
“Itu cuma nama pengganti,” lanjutnya enteng, seolah praktik tersebut adalah hal biasa.
Dalam pernyataannya, Lingce juga menyebutkan bahwa anggaran per unit MCK mencapai Rp12 juta, dengan ukuran hanya 1 meter 30 sentimeter. Harga tandon air yang digunakan juga disebut mencapai Rp4,5 juta, angka yang langsung memicu tanda tanya publik soal transparansi dan kewajaran harga.
Ketika tim media mencoba menghubungi Lingce kembali untuk klarifikasi lebih lanjut, nomornya aktif namun tidak diangkat. Sikap bungkam ini semakin memperkuat dugaan adanya praktik yang tidak transparan dan berpotensi melanggar hukum.
Kini, warga Desa Asao bersama sejumlah tokoh masyarakat berencana melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Negeri Konawe. Mereka menuntut agar aparat penegak hukum segera turun tangan dan membongkar seluruh rantai dugaan penyalahgunaan dana rakyat ini.
“Ini bukan hanya soal bantuan MCK, tapi soal martabat dan keadilan. Kami minta Kejaksaan bergerak cepat!” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.
Skandal ini menjadi tamparan keras bagi program-program sosial yang kerap diselewengkan oleh oknum tak bertanggung jawab. Jika tidak ditangani serius, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bisa terus terkikis.
Apakah aparat penegak hukum akan bertindak? Ataukah kasus ini kembali tenggelam seperti banyak kasus lainnya?
Laporan : Jhon