Jakarta | PortalindonesiaNews.Net – Isu pergantian pucuk pimpinan Polri kembali mencuat ke permukaan. Pengamat politik dan militer Selamat Ginting menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto kemungkinan besar akan melakukan reshuffle terhadap jabatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Oktober 2025 mendatang.
Alasan Kuat: Lemahnya Kendali Kapolri
Menurut Ginting, salah satu faktor utama yang mendorong kemungkinan reshuffle adalah lemahnya kontrol Kapolri terhadap jajarannya di lapangan. Sejumlah kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah hingga memakan korban jiwa menjadi indikasi bahwa kepemimpinan Kapolri saat ini mulai kehilangan daya pengaruh dan pengendalian.
“Kalau bisa mengendalikan, tentu tidak sebesar kemarin. Fakta kerusuhan menunjukkan ada kelemahan dalam komando,” tegas Ginting, seperti dilansir dari Rmol.id (12/9/2025).
Lebih jauh, Ginting juga menyoroti fenomena merebaknya tulisan “ACAB” (All Cops Are Bastards) di berbagai jalan utama kota besar di Indonesia. Menurutnya, hal itu menjadi pertanda bahwa citra polisi di mata publik kini mulai berubah drastis, dari pelindung masyarakat menjadi sesuatu yang dianggap ancaman.
Jejak Karier Listyo Sigit
Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi dilantik sebagai Kapolri pada 27 Januari 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Saat itu, penunjukannya sempat menimbulkan perhatian karena ia melewati lima angkatan di atasnya. Langkah itu dinilai sebagai manuver politik yang sarat makna sekaligus menambah bobot publik terhadap posisi yang diembannya.
Namun, setelah lebih dari empat tahun menjabat, kepemimpinannya kini tengah berada di bawah sorotan tajam.
Implikasi Jika Reshuffle Terjadi
Jika benar reshuffle dilakukan pada Oktober 2025, maka dampaknya akan sangat besar, baik bagi internal kepolisian maupun masyarakat luas.
1. Perubahan Kebijakan Polri – Figur pengganti akan menentukan arah baru dalam penegakan hukum, keamanan, dan pelayanan publik.
2. Tingkat Kepercayaan Publik – Pergantian pucuk pimpinan bisa menjadi momentum untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Polri, yang belakangan ini terus menurun.
3. Potensi Instabilitas Politik – Pergantian ini bisa memunculkan ketegangan baru jika publik menilai reshuffle lebih karena tekanan sosial-politik ketimbang kebutuhan profesional.
Publik Menanti Keputusan Presiden
Isu reshuffle Kapolri ini pun segera menjadi bahan perbincangan hangat di masyarakat. Sebagian menilai langkah Presiden Prabowo adalah jawaban atas keresahan rakyat, sementara yang lain menganggapnya sebagai uji komitmen Prabowo dalam mereformasi institusi kepolisian.
Kini, publik menanti siapa sosok yang akan dipilih Presiden untuk menggantikan Listyo Sigit. Harapan masyarakat jelas: figur yang berani, profesional, dan mampu mengembalikan Polri sebagai pengayom rakyat, bukan momok yang menakutkan.
Laporan : iskandar