Kendal | PortalindonesiaNews.Net – Malu besar menimpa jajaran Polres Kendal setelah AKP N, Kapolsek Brangsong, digerebek warga dalam keadaan mencurigakan bersama seorang guru berinisial Y, yang diketahui berstatus janda dengan dua anak. 20 September 2025
Penggerebekan terjadi pada Jumat dini hari (19/9/2025) sekitar pukul 04.00 WIB di rumah Y, Desa Tunggulsari, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal. Warga yang sudah lama menaruh curiga akhirnya melabrak keduanya.
Seorang perangkat desa, Arif Setyawan, mengungkap bahwa momen ini bukan kejutan semata, melainkan hasil pantauan warga yang sudah geram.
“Ini bukan sekali dua kali. Warga sudah lama mengintai. Malam itu akhirnya warga sepakat bertindak,” jelasnya.
Sosok AKP N: Dari Kapolsek ke Aib Publik
AKP N bukan orang baru di jajaran Polres Kendal. Ia pernah menjabat sebagai Kasubag Bin Ops, lalu dilantik sebagai Kapolsek Brangsong pada Agustus 2022. Tiga tahun menjabat, kariernya kini runtuh seketika hanya karena ulah memalukan.
Kini, statusnya resmi dinonaktifkan oleh Polda Jawa Tengah, menunggu pemeriksaan lebih lanjut terkait dugaan asusila yang viral di media sosial.
Kronologi Malam Penggerebekan
Warga Desa Tunggulsari awalnya sedang ramai menolak tambang galian C. Namun, isu lain justru mencuat ketika gerak-gerik AKP N yang kerap bertandang ke rumah Y mulai jadi perbincangan.
Pada Jumat subuh itu, puluhan warga mendatangi rumah Y dan langsung mendapati sang Kapolsek berada di dalam. Suasana pun ricuh, bahkan sempat direkam hingga videonya beredar luas.
Polda Jateng Ambil Tindakan
Kepolisian tidak tinggal diam. AKP N kini telah dicopot sementara dari jabatannya, dan kasusnya ditangani Bidang Propam. Polda Jateng menegaskan akan memproses kasus ini secara transparan.
“Setiap anggota yang melakukan pelanggaran, apalagi berkaitan dengan etik dan moral, akan diproses sesuai aturan,” tegas seorang pejabat kepolisian.
Warga Murka, Profesi Tercoreng
Bagi warga, kejadian ini bukan sekadar kasus pribadi, melainkan aib besar karena dilakukan oleh seorang penegak hukum yang seharusnya menjadi teladan.
“Kalau polisi yang harusnya jadi pelindung malah berbuat seperti ini, bagaimana rakyat bisa percaya lagi?” ucap seorang tokoh masyarakat setempat dengan nada kesal.
Kasus ini kini menjadi buah bibir se-Jawa Tengah, bukan hanya karena melibatkan aparat berpangkat Ajun Komisaris Polisi, tapi juga karena mempermalukan institusi di hadapan publik.
Red/Time