BLORA | PortalindonesiaNews.Net – Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, berubah menjadi neraka bagi warganya. Aktivitas sumur minyak ilegal yang dibiarkan merajalela meninggalkan luka panjang: air sungai tercemar, sawah dan kebun tak lagi bisa ditanami, janji kompensasi hanya isapan jempol, hingga tragedi kebakaran maut yang merenggut lima nyawa.
Ironisnya, meski sejumlah orang telah ditetapkan sebagai tersangka, Kepala Desa Gandu, Iwan Sucipto, yang disebut-sebut ikut memiliki sumur minyak ilegal, justru tetap aman tanpa tersentuh hukum.
Air Hitam, Tanah Mati, Janji Tinggal Janji
Warga mengaku sudah berulang kali melapor dan meminta solusi kepada Kades. Namun, semua keluhan seperti dibuang percuma. Limbah hasil pengeboran dibiarkan mengalir ke sungai. Air menjadi hitam pekat, tak layak konsumsi, bahkan tak bisa dipakai untuk pertanian.
“Pak Kades pernah bilang semua kerusakan ditanggung. Tapi nyatanya air sudah busuk, tanaman mati, tidak ada ganti rugi,” keluh S (45), salah seorang warga.
Janji kompensasi pun ternyata hanya tipu daya. Warga dijanjikan Rp100 ribu tiap bulan per kepala keluarga. Namun, realitanya, hanya sekali menerima Rp200 ribu setahun, tanpa kejelasan sumbernya.
Kebakaran Hebat Telan Nyawa
Derita warga mencapai puncaknya pada 17 Agustus 2025. Ledakan salah satu sumur ilegal di Dukuh Gendono memicu kebakaran dahsyat. Api merambat lewat selokan bercampur minyak hingga membakar rumah-rumah warga.
Selama tujuh hari, kobaran api meluluhlantakkan desa. Lima orang meninggal dunia, puluhan kehilangan rumah dan harta benda. Bagi warga, itu menjadi bukti nyata bahwa bisnis kotor sumur minyak ilegal bukan sekadar merugikan, melainkan telah merenggut nyawa.
Kades Diduga Ikut Bermain, Tapi Tidak Tersentuh
Meski polisi telah menetapkan tiga tersangka, warga menilai penegakan hukum masih setengah hati. Nama Kepala Desa Gandu, yang diduga ikut memiliki sumur dengan produksi besar, tak kunjung disentuh.
“Pak Kades juga punya sumur minyak ilegal, tapi aman-aman saja. Kenapa hanya pekerja kecil yang ditangkap?” sindir B (39), warga setempat.
Warga lain, M, bahkan menyebut sumur yang dimiliki Kades mencapai kedalaman 120 meter dengan produksi mencapai 40 ton per hari. “Yang meledak kemarin memang punya H. Tapi jangan salah, banyak pemodal besar, termasuk Kades sendiri, ikut bermain,” ungkapnya.
Bungkam Saat Dikonfirmasi
Awak media telah mencoba meminta klarifikasi kepada Iwan Sucipto pada 11 September 2025 melalui pesan WhatsApp. Namun, hingga berita ini diturunkan, tak ada jawaban sedikit pun.
Warga Jadi Korban, Kades Tetap Nyaman
Kenyataan pahit di Desa Gandu semakin menegaskan bahwa warga kecil harus menanggung derita dan kehilangan, sementara Kepala Desa dan para pengurus sumur minyak ilegal tetap berdiri tegak tanpa tersentuh jeratan hukum.
“Kalau hukum benar-benar adil, mestinya kades yang pertama diperiksa. Jangan biarkan kami jadi korban lagi,” tegas seorang warga dengan nada kecewa.
Red/Time