SLEMAN | PortalindonesiaNews.Net – Transparansi pengelolaan proyek pendidikan kembali disorot. Kali ini, proyek revitalisasi SLB Bhakti Pertiwi Bokoharjo, Prambanan, Sleman, DIY senilai Rp1.064.900.000 dari APBN 2025 diduga sarat penyimpangan dan minim keterbukaan terhadap publik, terutama media.
Pada Jumat (12/9/2025), tim media Tribuncakranews.com bersama Radarnet.co.id mendatangi lokasi proyek untuk melakukan fungsi kontrol sosial. Namun, niat tersebut justru mendapat sambutan tak mengenakkan. Seorang guru berinisial YN menegur dengan nada keras serta mempertanyakan dokumentasi wartawan, bahkan sempat melempar kartu pers di atas meja. Tindakan arogan ini menimbulkan kesan bahwa pihak sekolah alergi terhadap media dan enggan diawasi.
Seorang panitia pembangunan yang mengaku berasal dari Klaten menyebut, proyek ini dijalankan dengan skema swakelola sekolah. Konsultan, perencana, pengawas, hingga pelaksana dipilih langsung oleh pihak sekolah. Panitia melibatkan unsur komite, wali murid, bahkan disebut ada anggota Polri.
Namun, kondisi di lapangan jauh dari standar ideal. Tidak terlihat adanya papan informasi proyek, rambu-rambu K3, maupun penerapan APD (Alat Pelindung Diri) bagi pekerja. Hal ini menegaskan dugaan lemahnya pengawasan teknis dan pengabaian standar keselamatan kerja.
Ketika tim media berupaya menemui Kepala SLB Bhakti Pertiwi, Sudarmi, yang bersangkutan tidak berada di lokasi. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah.
Publik pun bertanya-tanya: mengapa proyek bernilai miliaran rupiah yang menggunakan uang rakyat justru terkesan tertutup dan anti diawasi? Apakah ada sesuatu yang sengaja ditutupi?
Tim investigasi Tribuncakranews.com akan terus menelusuri indikasi penyimpangan dalam proyek revitalisasi SLB Bhakti Pertiwi Sleman ini.
Red/Time