Home / Daerah / Jawa Tengah / Kab. Semarang / News / Peristiwa / Polri

Senin, 14 April 2025 - 11:59 WIB

Polres Semarang Siapkan ‘Trio Penjaga Demokrasi’: Dalmas, Negosiator, dan Raimas, Siap Hadapi Gelombang Unjuk Rasa

Foto : saat Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy, SIK., M.Si. turun langsung memimpin pembentukan pasukan ini.

Foto : saat Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy, SIK., M.Si. turun langsung memimpin pembentukan pasukan ini.

SEMARANG |PortalindonesiaNews.Net – Ada yang berbeda di halaman Mapolres Semarang pagi ini, Senin (14/4/2025). Barisan polisi berdiri tegap dengan semangat menggelora. Bukan sekadar apel rutin, kali ini Polres Semarang membentuk pasukan andal bertajuk “Trio Penjaga Demokrasi”: Pleton Dalmas, Negosiator, dan Raimas—tiga kekuatan yang disiapkan untuk mengawal setiap dinamika aksi massa di wilayah Kabupaten dan Kota Semarang.

Mengapa ini penting? Karena Polres Semarang menyandang status strategis sebagai Polres Penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang. Artinya, ketika ibukota provinsi menghadapi unjuk rasa besar, Polres Semarang adalah salah satu benteng pertama yang digerakkan.

Baca Juga  Perkuat Sinergitas, Rutan Salatiga - Polres Salatiga Teken Naskah Perjanjian Kerjasama

Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy, SIK., M.Si. turun langsung memimpin pembentukan pasukan ini. Dalam arahannya, ia menyampaikan semangat baru yang segar dalam dunia kepolisian: menjaga, bukan menyerang; mendengar, bukan menakut-nakuti.

Baca Juga  Tragis! Bocah 10 Tahun Tenggelam di Embung Kedung Lerep Boyolali

“Kita bukan musuh para demonstran. Kita adalah sahabat demokrasi. Polisi bukan objek kemarahan, tapi penghubung suara rakyat dengan pengambil kebijakan,” tegas AKBP Ratna dengan suara lantang namun teduh.

Baca Juga  Curah hujan tinggi, talud rumah warga Banyubiru Longsor.

Ada tiga filosofi utama yang ditanamkan Kapolres kepada pasukan:

1. Polisi bukan sasaran emosi massa.

2. Polri adalah mediator bagi suara rakyat.

3. Polisi adalah sahabat dalam iklim demokrasi.

Dan benar saja, usai apel, barisan Dalmas langsung menggelar latihan gerakan pengendalian massa—dengan tameng berderet rapi, bergerak dalam formasi. Di sisi lain, pleton Negosiator tampak berdiskusi intens, membahas teknik pendekatan persuasif. Sedangkan pasukan Raimas, si pengurai massa, melatih manuver cepat dan terukur.

Langkah ini menjadi angin segar dalam paradigma kepolisian yang makin humanis, terutama menjelang gelombang unjuk rasa yang mungkin saja muncul seiring isu nasional maupun daerah.

Baca Juga  "Bhayangkari Peduli" Ketum Beri Bantuan Anak Stunting di Desa Reruwairere

Pesan AKBP Ratna di ujung arahannya menjadi penutup yang menggugah:

“Bukan dengan bentakan atau senjata kita menjaga negeri ini, tapi dengan hati yang peka dan kepala yang dingin.” Semoga semangat ini jadi teladan di seluruh penjuru negeri.

 

Laporan: Andik Kusuma

error: Content is protected !!