Home / EKONOMI BISNIS / Jawa Tengah / News / Peristiwa

Jumat, 28 Februari 2025 - 15:34 WIB

Ribuan Warga Semarang Tumplek Blek di Balai Kota, Tradisi Dugderan 2025 Meriah dan Penuh Makna

Foto Suasana Kota Semarang berubah semarak pada Jumat (28/2/2025) saat ribuan warga tumplek blek di Balai Kota Semarang untuk merayakan Tradisi Dugderan 2025. Festival budaya yang menjadi penanda datangnya bulan suci Ramadhan 1446 H

Foto Suasana Kota Semarang berubah semarak pada Jumat (28/2/2025) saat ribuan warga tumplek blek di Balai Kota Semarang untuk merayakan Tradisi Dugderan 2025. Festival budaya yang menjadi penanda datangnya bulan suci Ramadhan 1446 H

Semarang | PortalIndonesiaNews.Net – Suasana Kota Semarang berubah semarak pada Jumat (28/2/2025) saat ribuan warga tumplek blek di Balai Kota Semarang untuk merayakan Tradisi Dugderan 2025. Festival budaya yang menjadi penanda datangnya bulan suci Ramadhan 1446 H ini kembali digelar dengan penuh kemeriahan, menghadirkan nuansa kearifan lokal yang kental.

Dugderan merupakan tradisi khas Semarang yang identik dengan suara “dug” dari bedug dan “der” dari petasan, simbol kegembiraan menyambut Ramadhan. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, yang akrab disapa Agustin, membuka secara resmi acara ini dengan prosesi pemukulan bedug, yang menjadi pertanda awal puasa bagi masyarakat Semarang.

Baca Juga  PENGELOLAAN DANA BOS,PIP. SMKN 1 BAWANG Banjarnegara Tahun 2021- 2024. Di CURIGAI

Pawai Budaya: Perpaduan Tradisi dan Religi, Kirab Budaya Dugderan 2025 dimulai tepat pukul 13.00 WIB, setelah salat Jumat. Arak-arakan budaya ini menempuh rute dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), melewati Jalan Pemuda, Alun-Alun Kauman, dan beberapa titik bersejarah lainnya.

Baca Juga  Relawan Paslon Luthfi-Yasin Laporkan Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang ke DKPP atas Dugaan Intimidasi

Kemeriahan semakin terasa dengan penampilan tari Ratian yang bernuansa Islami, serta partisipasi berbagai komunitas budaya yang membawa replika Warak Ngendog, ikon Dugderan yang melambangkan akulturasi budaya di Semarang.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Kusnandir, beberapa ruas jalan mengalami penutupan sementara guna kelancaran acara, termasuk Jalan Pemuda di depan Mal Paragon hingga Lawang Sewu. Selain itu, Jalan Imam Bonjol-Tugu Muda mengalami rekayasa lalu lintas menjadi dua arah.

Baca Juga  Presiden Prabowo Subianto Hadiri Agenda Kenegaraan di Kupang, NTT

Warak Ngendog, Simbol Persatuan Semarang, Dalam prosesi Dugderan, maskot khas Warak Ngendog tetap menjadi ikon utama. Warak Ngendog adalah simbol keberagaman Kota Semarang, yang mencerminkan perpaduan budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa.

Baca Juga  PBB DPC Semarang Mengapresiasi Polresta Semarang Kota Atas Mengungkap Kasus Hutagalung

“Dulu, saat pertama kali Dugderan digelar, masyarakat Semarang sedang mengalami krisis pangan, terutama telur. Maka, Warak Ngendog menjadi simbol harapan dan kesejahteraan yang datang saat Ramadhan,” jelas seorang budayawan yang turut hadir.

Baca Juga  Densus 88 Tangkap Pengemudi Ojol Diduga Terlibat Terorisme di Kudus, Warga Terkejut

Wali Kota Agustin yang memerankan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum menegaskan bahwa Dugderan bukan sekadar festival, tetapi warisan budaya yang harus terus dilestarikan.

Baca Juga  PT. DAHLIA MUTIARA UTAMA Dalam Pelaksanaan Proyek Embung di Kab. Semarang Diduga Acuhkan K-3

“Tradisi ini bukan hanya tentang kemeriahan, tapi juga mengajarkan nilai kebersamaan, kegembiraan, dan semangat berbagi. Semoga Ramadan tahun ini membawa berkah bagi kita semua,” ujar Agustin dalam sambutannya.

Baca Juga  Dugaan Penggelapan Pajak oleh PT BMS Cabang Demak Rugikan Negara Hingga Miliaran Rupiah

Antusiasme Warga: Halaman Balai Kota Penuh Sesak, Tak hanya warga Semarang, masyarakat dari berbagai daerah di sekitar Jawa Tengah juga turut meramaikan festival ini. Halaman Balai Kota dipenuhi lautan manusia, menciptakan suasana penuh semangat dan kebersamaan.

Baca Juga  Wamendagri Bima Arya Dorong Core Value BerAKHLAK Menuju Indonesia Emas 2045

“Setiap tahun saya selalu datang. Dugderan itu bukan hanya acara budaya, tapi sudah menjadi bagian dari identitas Semarang,” ujar Slamet, seorang warga dari Pedurungan yang datang bersama keluarganya.

Sementara itu, anak-anak tampak antusias menyaksikan berbagai atraksi, mulai dari parade kostum, pertunjukan musik tradisional, hingga pesta kembang api yang menutup acara dengan meriah.

Semarang Siap Sambut Ramadhan dengan Semangat Baru, Dengan berakhirnya Dugderan, masyarakat Semarang kini bersiap menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang lebih damai dan penuh kegembiraan. Semangat kebersamaan yang tercermin dalam festival ini menjadi cerminan bahwa tradisi bukan sekadar perayaan, melainkan juga perekat sosial yang memperkuat nilai-nilai budaya dan keagamaan.

Baca Juga  Heboh! Tukang Temukan Pemilik Rumah Tewas Gantung Diri di Semarang

“Mari kita jaga kebersamaan ini, saling menghormati, dan mempererat persaudaraan selama Ramadhan. Semoga Semarang tetap menjadi kota yang harmonis dan sejahtera,” tutup Wali Kota Agustin.

 

 

PortalIndonesiaNews.Net | P. Saribun

 

error: Content is protected !!