JAKARTA |PortalindonesiaNews.Net – Kabar heboh datang dari Gedung Merah Putih KPK! Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, akhirnya resmi ditahan terkait dugaan suap dan upaya menghalangi penyelidikan dalam kasus buronan Harun Masiku. Setelah menjalani pemeriksaan yang melelahkan, Kamis (20/2), KPK tak lagi memberi celah. Hasto langsung dijebloskan ke tahanan untuk 20 hari pertama.
Dalam momen dramatis, Hasto tampak mengenakan rompi oranye ikonik khas tahanan KPK, lengkap dengan tangan diborgol. Wajahnya tegang saat dipamerkan ke publik dalam konferensi pers. Sontak, momen ini menjadi sorotan besar!
Simpatisan PDIP Meradang, Gedung KPK Dikepung!
Siapa sangka? Saat Hasto diperiksa, Gedung KPK berubah menjadi lautan merah! Ratusan simpatisan PDIP berunjuk rasa, meneriakkan dukungan penuh untuk Sekjen mereka. Beberapa kader senior seperti Ribka Tjiptaning, Komarudin Watubun, Deddy Sitorus, dan Guntur Romli ikut hadir, menambah panasnya suasana.
Konspirasi Suap dan Drama PAW DPR!
Bukan sekadar isu biasa, KPK sudah lama mengincar Hasto sejak akhir 2024. Ia diduga terlibat dalam lobi-lobi gelap untuk mengamankan kursi DPR bagi Harun Masiku melalui skema pergantian antarwaktu (PAW). Bersama dengan advokat PDIP, Donny Tri Istiqomah, mereka diduga menyuap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Namun, tak hanya soal suap! Hasto juga dituding sebagai dalang penghalangan penyidikan. Ia disebut membocorkan rencana OTT KPK pada awal 2020 dan memberikan perintah kepada Harun untuk menghancurkan bukti serta melarikan diri. Bahkan, ia diduga menginstruksikan anak buahnya untuk menghilangkan barang bukti berupa ponsel!
Upaya Hasto Lepas dari Jerat Hukum Gagal Total!
Tak mau menyerah, Hasto mencoba mencari celah hukum dengan mengajukan praperadilan di PN Jakarta Selatan. Namun, nasib berkata lain. Hakim Djuyamto pada Kamis (13/2) menolak mentah-mentah permohonan itu. Alasannya? Hasto mengajukan gugatan yang mencampurkan dua perkara berbeda: suap dan obstruction of justice.
Merasa belum habis, Hasto kembali mengajukan dua gugatan praperadilan terpisah pada Senin (17/2). Namun, hingga kini, hasilnya masih menjadi tanda tanya besar.
PDIP Pasang Badan, Publik Terpecah!
Tak ingin diam, PDIP pun langsung bereaksi. Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, menyebut bahwa ada unsur politisasi dalam kasus ini.
“Kami akan mengikuti proses hukum yang berjalan, tapi harus dipastikan KPK bertindak adil. Jangan hanya PDIP yang disorot!” tegas Basarah dalam konferensi pers.
Di sisi lain, publik punya pandangan beragam. Ada yang menganggap langkah KPK sebagai bentuk penegakan hukum tanpa pandang bulu. Namun, banyak juga yang curiga ada agenda politik tertentu di balik semua ini.
Yang jelas, drama kasus Harun Masiku semakin memanas! Apakah ini akan menjadi akhir karier politik Hasto, atau justru membuka lembaran baru dalam skandal politik Indonesia? Kita tunggu babak selanjutnya!
(Red/Sugi Y)