KABUPATEN SEMARANG – Kabupaten Semarang tengah bertransformasi menjadi pusat produksi beras organik di Jawa Tengah. Dengan dukungan penuh dari Bupati Ngesti Nugraha, revolusi pertanian sehat ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga menjawab kebutuhan pasar global akan pangan berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Saat ini, Kabupaten Semarang telah memiliki 206,86 hektare lahan organik bersertifikat, sementara 148 hektare lainnya dalam proses sertifikasi. Proses ini didukung dengan penggunaan pupuk organik padat, cair, serta pupuk hayati guna memastikan hasil panen yang sehat dan berkualitas. Lahan-lahan tersebut tersebar di 33 desa di berbagai kecamatan, termasuk Ambarawa, Jambu, Tuntang, Bergas, Pringapus, Suruh, Susukan, Tengaran, Banyubiru, Ungaran Timur, Bringin, dan Bawen.
Desa Ketapang, Bukti Nyata Keberhasilan Pertanian Organik
Salah satu contoh sukses adalah Desa Ketapang di Kecamatan Susukan, yang kini dikenal sebagai sentra padi organik Kabupaten Semarang. Paguyuban petani di desa ini telah mampu memproduksi beras organik berkualitas tinggi yang diminati pasar. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pertanian organik tidak hanya sehat tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi bagi petani.
Mendukung Ketahanan Pangan dan Ekspor Beras Organik
Inisiatif ini juga sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang mendorong produksi beras rendah karbon melalui pertanian organik dan penggunaan mesin pertanian ramah lingkungan.
Bupati Ngesti Nugraha menegaskan bahwa pengembangan beras organik ini tidak hanya ditujukan untuk ketahanan pangan lokal, tetapi juga membuka peluang besar untuk ekspor.
“Kami ingin Kabupaten Semarang menjadi pelopor pertanian sehat dan berkelanjutan. Selain meningkatkan kualitas pangan bagi masyarakat, kami juga melihat peluang besar untuk membawa beras organik ini ke pasar internasional,” ujar Bupati.
Dengan langkah besar ini, Kabupaten Semarang semakin mantap menuju masa depan pertanian yang lebih sehat, berkelanjutan, dan bernilai tinggi, tidak hanya untuk petani lokal tetapi juga bagi ketahanan pangan nasional dan dunia.
(Red/iskandar)