BANTUL | Portalindonesianews.Net – Dulu berjuang di negeri orang, sekarang sukses jadi bos sendiri! Inilah kisah Supardi, mantan TKI yang kini merajai bisnis keripik singkong. Dari sekadar camilan rumahan, usahanya kini menghasilkan omzet puluhan juta rupiah per bulan.Tapi siapa sangka, perjalanan Supardi penuh lika-liku. Dulu merantau dengan harapan bisa kaya raya, eh malah pulang dengan tangan kosong. Namun, alih-alih menyerah, dia justru bangkit dengan ide sederhana: “Kalau hidup sudah pahit, minimal camilan harus renyah!”
Musim Liburan: Rezeki Nomplok dari Singkong
Awalnya, Supardi hanya mampu memproduksi 50 kilogram keripik per hari. Tapi saat musim liburan tiba, pesanan meledak! Produksinya naik hingga 80-90 kilogram per hari.
“Alhamdulillah, musim liburan bikin singkong laris manis. Orang pulang kampung, oleh-olehnya keripik saya! Ya, sekalian bikin saya tambah sibuk,” kelakarnya.
Dari yang awalnya hanya dapat Rp1,5 juta per hari, kini omzetnya tembus Rp45 juta per bulan. Dulu susah cari kerja, sekarang malah bingung cari tenaga kerja!
Inovasi Rasa, Modal Nekat, dan Keajaiban Internet
Suksesnya Supardi tidak lepas dari eksperimen nyeleneh di dapur. Keripik singkongnya hadir dengan aneka rasa, dari pedas membakar lidah hingga keju creamy ala-ala bule.
“Kalau cuma original doang, bosan! Makanya saya coba berbagai varian, dan ternyata laku,” katanya sambil tertawa.
Tak hanya soal rasa, Supardi juga jago menaklukkan dunia digital. Dulu jualan cuma di pasar tradisional, sekarang pesanan datang dari segala penjuru lewat media sosial dan marketplace.
“Ternyata jualan online tuh kayak merantau juga, cuma bedanya yang pergi produknya, bukan orangnya!”
Dari Gagal ke Berjaya: Supardi Tak Mau Berhenti di Sini
Kini, Supardi tidak hanya puas dengan kesuksesannya. Dia punya rencana besar: menambah cabang, memperbesar produksi, dan mungkin… ekspor ke luar negeri!
“Siapa tahu nanti orang-orang luar negeri juga doyan keripik saya. Dulu saya ke sana kerja, sekarang biar produk saya yang jalan-jalan!”
Kisah Supardi membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Dari mantan TKI yang pulang merana, kini dia tertawa bahagia bersama singkongnya.
(Red/Agus R)