SEMARANG _ Tragedi memilukan menimpa Paino (65), seorang warga Lingkungan Kupang Tegal, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Rumah yang menjadi tempat tinggalnya sejak puluhan tahun lalu hangus dilalap si jago merah pada Selasa siang, saat ia sedang berada di rumah lain miliknya, yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kebakaran.
Menurut keterangan yang diberikan oleh Kapolsek Ambarawa, AKP Ririh Widiastuti, SH, MH, Paino sempat berada di rumah tersebut sebelum kejadian. Ia meninggalkan rumah sekitar pukul 13.00 WIB, tanpa menyadari bahwa itu akan menjadi terakhir kalinya ia melihat tempat itu dalam keadaan utuh.
Hanya berselang 20 menit setelah meninggalkan rumah, Paino melihat dari kejauhan asap mengepul dari bagian depan rumahnya. Perasaan campur aduk antara terkejut, cemas, dan tak berdaya menyelimuti dirinya. Dengan napas tersengal, ia berlari meminta pertolongan dari tetangga sekitar untuk membantu memadamkan api.
“Saya melihat api mulai dari kamar depan, dan semakin lama semakin membesar. Rumah itu penuh kenangan, sulit rasanya melihatnya terbakar seperti itu,” ungkap Paino sambil menahan air mata saat memberikan keterangan kepada personel Polsek Ambarawa.
Dua unit pemadam kebakaran dari Pos Ambarawa segera tiba di lokasi, dibantu oleh personel Polsek dan Koramil Ambarawa. Api baru berhasil dijinakkan sekitar pukul 14.30 WIB. Sayangnya, sebagian besar rumah yang berbahan kayu tersebut telah hangus tak tersisa.
Dugaan Penyebab Kebakaran
Kapolsek Ambarawa menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan awal mengarah pada korsleting listrik di stop kontak kamar depan sebagai penyebab kebakaran.
“Karena rumah berbahan sebagian besar kayu, api dengan cepat merambat dan melalap seluruh bangunan. Tidak ada korban jiwa, karena rumah sedang kosong saat kejadian,” jelas AKP Ririh Widiastuti.
Meski demikian, kerugian material tidak dapat dihindarkan. Rumah yang menyimpan banyak kenangan Paino bersama keluarganya kini tinggal puing-puing. Tidak ada yang tersisa selain reruntuhan dan kesedihan mendalam.
“Rumah ini sudah saya tempati selama puluhan tahun. Di sana ada banyak barang berharga, bukan karena nilainya, tetapi kenangan yang tak tergantikan,” lanjut Paino dengan suara lirih.
Dukungan dari Warga Sekitar
Warga sekitar turut bersimpati dengan musibah yang menimpa Paino. Mereka bergotong-royong membantu proses pembersihan puing-puing rumah dan memberikan dukungan moral kepada Paino yang tampak terpukul.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya memastikan keamanan instalasi listrik di rumah, terutama di bangunan yang berbahan kayu. Semoga Paino mendapatkan kekuatan untuk menghadapi cobaan berat ini dan segera mendapatkan bantuan untuk membangun kembali rumahnya.
(Red/Iskandar)