Home / News

Sabtu, 14 Desember 2024 - 12:12 WIB

Gatot Tuntut Keadilan demi Hak Asuh Anak, Konflik Kepentingan H. Triyono di BKD DPRD Klaten Disorot

Foto istimewa Dok PIN

Foto istimewa Dok PIN

KLATEN| PIN– Ketidakjelasan penanganan aduan terhadap.                H. Triyono, anggota DPRD Klaten dari Fraksi Golkar, memicu aksi protes dari Gatot Handoko. Berjuang demi hak asuh kedua anaknya, Gatot bersama Gregorius Ferdinand Lucky Handoko (9) dan Gisella Nathania Yocelin Handoko (8) mendatangi kantor DPRD Klaten. Kedatangannya adalah wujud kekecewaan atas lambannya tindak lanjut aduannya sejak 27 Juli 2024.

Gatot, seorang penjual mainan yang tengah menghadapi permasalahan rumah tangga akibat dugaan perselingkuhan H. Triyono dengan mantan istrinya, Christina Sinta Purbosari, menyoroti lemahnya respons Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRD Klaten. “Sudah lima bulan aduan saya masuk, tapi tidak ada perkembangan apa pun. Sampai kapan saya dan anak-anak harus menunggu?” keluhnya.Jumat (13/12/2024)

Gedung Dewan Kosong, Aspirasi Masyarakat Terabaikan

Saat mengunjungi kantor DPRD Klaten, Gatot mendapati sejumlah ruangan penting, termasuk ruang Sekwan, Ketua Fraksi Golkar, dan BKD, dalam kondisi kosong tanpa adanya petugas piket. Hal ini semakin memperburuk rasa frustrasinya terhadap kinerja wakil rakyat.

Baca Juga  SATRESKRIM POLRES BOYOLALI UNGKAP KASUS PEMBAKARAN DAN PENGANIAYAAN BERENCANA
Baca Juga  JAM-Pidum Terapkan Restorative Justice, Salah Satunya untuk Kasus Penadahan di Bangka
Baca Juga  Tragis! Jalan Desa Bojongsalam, Kec. Rongga Tak Tersentuh Pembangunan, Janji PLN Cisokan Ditunggu, Seorang Ibu Melahirkan di Perjalanan

“Saya datang untuk mencari jawaban, tapi tidak ada siapa pun yang bertugas. Ini bukan soal pribadi saya, tapi menyangkut integritas seorang anggota dewan,” ujar Gatot.

Gatot menyoroti potensi konflik kepentingan karena H. Triyono, sebagai terlapor pelanggaran etik, saat ini dalam susunan BK yang baru, H.Triyono tercatat sebagai Anggota dari Badan Kehormatan Dewan. “Bagaimana mungkin seseorang yang dilaporkan justru saat ini duduk di badan yang seharusnya menegakkan etika? Ini seperti membiarkan pelaku mengadili dirinya sendiri,” sindir Gatot.

Anak-Anak Menjadi Korban

Dugaan perselingkuhan yang dilaporkan Gatot kepada BKD berdampak besar pada kehidupan kedua anaknya. Menurut Gatot, anak-anaknya adalah korban terbesar dari kehancuran rumah tangganya.

Baca Juga  Presiden Prabowo di Beijing: Sambutan Hangat Mahasiswa hingga Harapan untuk Hubungan Erat Indonesia-Tiongkok
Baca Juga  Presiden Prabowo Tegaskan Persatuan di Perayaan Natal Nasional 2024
Baca Juga  Heboh! Pejabat Pemkab Ngawi Dipanggil Kejaksaan, Kasus Korupsi Dana Hibah Rp 19 Miliar Terbongkar

“Anak-anak saya kehilangan kebahagiaan dan stabilitas keluarga. Saya sebagai seorang Ayah hanya ingin memastikan hak anak anak terpenuhi—pendidikan, kesehatan, kasih sayang, dan kehidupan yang layak,” ujar Gatot dengan mata berkaca-kaca.

Gatot berharap hasil evaluasi BKD terhadap aduannya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam kasus hukum terkait hak asuh yang tengah diproses di Mahkamah Agung.

Desakan untuk Transparansi dari DPRD Klaten

Sebagai langkah nyata, Gatot menandatangani surat pernyataan bersama staf Sekwan, Nur Cholis Arif, untuk mendesak DPRD Klaten segera memberikan kepastian hukum. Namun hingga berita ini diterbitkan, baik H. Triyono maupun BKD DPRD Klaten belum memberikan tanggapan resmi.

Baca Juga  Presiden Prabowo Subianto Hadiri Agenda Kenegaraan di Kupang, NTT
Baca Juga  Ramadhan Berkah: Satlinmas Bergas Kidul Bagikan Ratusan Paket Sayuran Gratis untuk Warga
Baca Juga  TNI dan Masyarakat Bersatu: Fun Trail dan Bhakti Sosial Kodim 0714/Salatiga

“Saya bukan siapa-siapa, hanya seorang penjual mainan. Tapi tolong jangan jadikan saya dan anak-anak saya sebagai mainan politik,” ujar Gatot.

Citra DPRD Klaten di Mata Publik

Lambatnya respons BKD dalam menangani kasus ini memunculkan kecurigaan publik tentang profesionalisme dan transparansi lembaga tersebut. Banyak pihak menilai, jika aduan Gatot yang sudah terang-terangan seperti ini tidak ditangani dengan serius, maka kepercayaan masyarakat terhadap DPRD Klaten akan semakin memudar.

Baca Juga  Krisis LPG 3 Kg Kian Meresahkan, DPR Desak Pemerintah Bertindak Cepat
Baca Juga  Hari AIDS Sedunia, Puskesmas Gubug 2 Gelar Senam Bersama, Bakti Sosial, dan Kampanye Gareng Sentuh Kasih
Baca Juga  Pilkada Jateng dan Kabupaten Semarang: Pemungutan Suara Serentak Berjalan Kondusif, Warga Bandungan Antusias"

“Keadilan itu hak semua warga negara. Kalau DPRD tidak bisa memberikan kepastian dalam kasus ini, bagaimana masyarakat bisa percaya mereka memperjuangkan aspirasi rakyat?” pungkas Gatot.

Kini, publik menunggu langkah nyata BKD untuk menyelesaikan kasus ini dengan adil dan transparan, demi membuktikan bahwa DPRD Klaten masih layak menjadi lembaga yang dipercaya menjaga etika dan moralitas wakil rakyat.

 

Penulis : Iskandar

error: Content is protected !!