JAKARTA – PortalindonesiaNews.Net – Kejaksaan Tinggi Jawa Barat resmi menetapkan Kevin Fabiano, anggota DPRD Solo, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan dana hibah dari National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jabar. Ironisnya, kasus ini terungkap hanya dua bulan setelah Kevin dilantik sebagai wakil rakyat.
Kevin Fabiano, yang juga menjabat pelatih atletik di NPCI Jawa Barat, menerima dana hibah sebesar Rp 67 miliar untuk memenuhi kebutuhan atlet yang akan bertanding dalam Pekan Paralympic Daerah (Peparda) dan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) VI di Papua pada November 2021. Namun, dana tersebut diduga disalahgunakan melalui praktik mark up harga sepatu yang seharusnya digunakan oleh atlet, ofisial, pelatih, dan manajer.
Dugaan Korupsi yang Mengguncang
Modus operandi Kevin Fabiano mencakup pengajuan laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Investigasi menunjukkan bahwa banyak tanda tangan dan identitas yang digunakan dalam LPJ adalah palsu. Dengan cara ini, diperkirakan Kevin telah merugikan negara hingga Rp 5 miliar.
Kini, Kevin Fabiano dan seorang tersangka lain berinisial CPA telah ditahan di Kota Tasikmalaya selama 20 hari, terhitung sejak 10 Oktober 2024 hingga 30 Oktober 2024. Penahanan ini menunjukkan keseriusan aparat penegak hukum dalam menangani kasus korupsi yang merugikan masyarakat.
Profil Kevin Fabiano
Lahir pada 15 September 1994 di Kota Solo, Kevin memiliki latar belakang pendidikan yang mencakup gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dan Magister Olahraga (M.Or). Meskipun baru saja menempati posisi strategis di DPRD, langkahnya kini terhambat oleh kasus korupsi yang mencoreng citra lembaga legislatif dan menambah daftar panjang skandal di dunia politik.
Tanggapan Masyarakat
Kasus ini mendapatkan sorotan luas dari masyarakat, terutama karena Kevin seharusnya menjadi panutan dalam mendukung pengembangan atlet disabilitas. Banyak warga yang merasa geram dan kecewa melihat tindakan yang tidak bertanggung jawab ini, yang justru merugikan mereka yang membutuhkan bantuan dan dukungan.
Masyarakat kini menuntut kejelasan dan ketegasan hukum terhadap Kevin Fabiano serta semua pihak yang terlibat dalam praktik korupsi ini. Mereka berharap dana yang seharusnya digunakan untuk membantu atlet disabilitas tidak jatuh ke tangan yang salah, dan meminta langkah nyata untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.
Kesimpulan
Kasus Kevin Fabiano bukan hanya tentang individu yang terjerat hukum, tetapi juga mencerminkan kebutuhan mendesak akan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik. Publik berharap tindakan tegas diambil untuk memastikan keadilan dan memperbaiki reputasi lembaga legislatif yang seharusnya menjadi harapan masyarakat.
(Red/Arman M)