Jaksa Gatot menyatakan bahwa Sukena tidak terbukti secara sah dan meyakinkan memiliki niat jahat (mens rea) dalam memelihara empat ekor Landak Jawa.
“Terdakwa I Nyoman Sukena tidak terbukti memiliki niat jahat untuk memelihara satwa yang dilindungi,” ungkap Jaksa Gatot.
Dalam tuntutannya, JPU meminta majelis hakim membebaskan Sukena dari Pasal 21 Ayat 2 huruf a juncto Pasal 42 Ayat 2 Undang-undang RI tentang perlindungan satwa. JPU juga meminta agar terdakwa dikeluarkan dari tahanan dan barang bukti berupa empat ekor Landak Jawa diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dilepasliarkan.
Pertimbangan JPU dalam tuntutan bebas ini antara lain karena Sukena menyesali perbuatannya, tidak berniat mengomersialkan hewan tersebut, dan kurang memahami aturan terkait satwa dilindungi. Sukena juga bersikap kooperatif selama persidangan, yang turut memperlancar proses hukum.
“Terdakwa bukan residivis, dan terdakwa kurang paham mengenai aturan bahwa Landak Jawa merupakan satwa dilindungi. Ia mengakui perbuatannya, sehingga persidangan berlangsung lancar,” tambah Jaksa Gatot.
Tuntutan bebas ini menjadi momen spesial bagi Sukena, yang bertepatan dengan ulang tahunnya pada Jumat itu. Sukena menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, JPU, majelis hakim, serta pengacaranya yang telah membantu proses persidangan.
“Saya ikhlas jika Landak Jawa saya dilepasliarkan demi kebaikan mereka di alam. Harapan saya, agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memelihara hewan, terutama jika tidak tahu apakah hewan tersebut dilindungi atau tidak,” ujar Sukena.
Istrinya, Ni Made Lastri (34), mengungkapkan rasa syukur yang mendalam dan memeluk suaminya dengan haru. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung mereka, seraya merencanakan perayaan ulang tahun suaminya secara sederhana di rumah.
“Terima kasih. Ulang tahunnya nanti dirayakan di rumah saja bersama keluarga,” ucapnya dengan senyum bahagia.
Sidang selanjutnya akan digelar pada Kamis (19/9) dengan agenda pembacaan putusan oleh majelis hakim. Sebelumnya, majelis hakim PN Denpasar telah mengabulkan penangguhan penahanan Sukena sejak 12 September 2024 hingga 21 September 2024, dengan kewajiban lapor dua kali seminggu. (Red/Selvy Lorangasal)