Peringatan Hari Kartini Semarak dengan Pakaian Adat

Peringatan Hari Kartini Semarak dengan Pakaian Adat

Senin, 22 April 2024, Senin, April 22, 2024

Tanggal 21 April ini diperingati setiap tahunnya, sebagai Hari Kartini. Keputusan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini ini, dikeluarkan oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April. 
Raden Adjeng Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera setelah Kartini lahir.

Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama MA Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari semua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua.

Hingga usia 12 tahun, Kartini diizinkan bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Namun, setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman pengirim yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Cita-citanya yang tinggi dituangkan dalam surat-suratnya kepada kenalan dan sahabatnya orang Belanda di luar negeri, Surat-surat Kartini diterbitkan di negeri Belanda pada tahun 1911 oleh Mr JH Abendanon dengan judul Door Duisternis tot Licht. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh sastrawan pujangga baru Armijn Pane pada 1922 dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi-Nusantara.

Meski tak sempat berbuat banyak demi kemajuan bangsa dan tanah air, Kartini mengemukakan ide-ide pembaruan masyarakat yang melampaui zamannya melalui surat-suratnya yang bersejarah. 

Sehubungan dengan itu Sdn Ngijo 01 Kecamatan Gunung Pati kota semarang telah mengadakan upacara bendera guna memperingati dan menghargai perjuangan RA Kartini , semua karyawan guru serta semua siswa memakai pakaian adat nusantara untuk menghargai perjuangannya. 

Hj Suwartini M.Pd. ( Kepala Sekolah Sdn Ngijo 01 ) menyampaikan sebagai pembina upacara " Untuk menghargai RA. Kartini maka pada hari ini senin tanggal 22 april kita mengadakan upacara bendera, untuk hari ini merupakan hari yang sepesial untuk itu anak anakku seluruh bapak ibu guru serta seluruh karyawan Sdn Ngijo 01 memakai seragam adat nusantara, 
Ada hal yang menarik dengan hikmah ini perjuangan RA. Kartini sangat berdampak pada perkembangan bangsa dan negara, terbukti pada hari ini banyak perempuan perempuan nusantara sama derajatnya dengan kaum pria yang dahulu kaum perempuan tidak bisa sekolah hanya di jadikan konco wingking ( Jawa) akan tetapi sekarang sama dengan kaum pria yaitu kaum perempuan bisa sekolah bahkan banyak yang jadi pejabat, guru, dosen, dokter, polisi, TNI dll 

Jadi melalui pengorbanan RA Kartini bahwa kaum wanita memiliki tanggung jawab yang sama dengan kaum Pria bahkan kaum wanita akan menjadi Tiang negara karena memiliki tanggung jawab, mendidik, mengaduh anak sehingga menjadi generasi-generasi yang cerdas, pintar berguna bagi masyarakat, bangsa negara serta agama tungkas Suwartini. 

Pewarta. Saribun 

TerPopuler