Pagelaran spektakuler ini menampilkan pesona dari lima paguyuban yang luar biasa:
1. Langen Mudo Kedung Wangan: Dengan kostum-kostum yang berwarna-warni dan gerakan yang memikat, paguyuban ini berhasil menghidupkan suasana dengan keceriaan dan semangat yang memikat semua yang hadir.
2. Langen Mudo Sari, Jetak : Dengan tarian dan musik yang menggelegar, paguyuban ini berhasil membawa penonton dalam perjalanan magis ke dalam cerita-cerita lama yang tak terlupakan.
3. Krido Utomo, Tambak Sari : Gerakan tarian yang penuh makna dan kedalaman pesan budaya menghadirkan pengalaman spiritual yang memukau semua yang menyaksikannya.
4. Kangen Budi Santoso, Kaliwinong: Dengan tampilan yang megah dan sentuhan kreatif, paguyuban ini memberikan kesan visual yang memukau serta memikat semua pandangan.
5. Krido Purnomo, Tlogosar: Keharmonisan gerakan tarian dan pesan-pesan bermakna menciptakan kombinasi yang menginspirasi dan menarik hati penonton.
Di bawah langit cerah dan udara segar di Banyu Kuning View, para penari dan musisi dari kelima paguyuban ini berhasil menghidupkan pertunjukan yang tak terlupakan. Parade Reog bukan hanya hiburan semata, tetapi juga memperkaya jiwa dan merawat kekayaan budaya Indonesia.
Para perwakilan dari paguyuban-paguyuban tersebut mengucapkan terima kasih atas dukungan dan antusiasme penonton. Mereka berharap bahwa semangat cinta terhadap budaya dan seni dapat terus ditanamkan pada generasi muda, sehingga tradisi-tradisi tak tergantikan ini dapat terus hidup.
Parade Reog di Banyu Kuning View dengan lima paguyuban ini berhasil menunjukkan bahwa budaya adalah harta yang tak ternilai. Dalam harmoni gerakan, musik, dan makna budaya, acara ini telah menghadirkan pemandangan memukau yang mengambil napas penonton dan mengingatkan akan kekayaan warisan nenek moyang.
(irawan umam)
