Home / Artikel / Pendidikan

Sabtu, 26 Agustus 2023 - 03:43 WIB

MEMOTIVASI PESERTA DIDIK UNTUK LEBIH RAJIN KEGIATAN REMAJA GUNA MENINGKATKAN IMAN

Setyawati Pantara, S.Pd.Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama KristenSMP Negeri 18 Semarang

Artikel, PortalIndonesiaNews.net


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Sudah sangat sering ditemui proses Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik SemarangKota Semarang. Beberapa peserta didik beragama Kristen yang jarang mengikuti Persekutuan Remaja dimana orang tuanya bergereja. Peneliti rindu menekankan kepada peserta didik untuk berPersekutuan Remajayang dimulai khususnya bagi peserta didik SMP Negeri kelas 7F Satuan Pendidikan Banyumanik Kota Semarang peneliti menemukan permasalahan kurang percaya diri untuk menjadi seorang anak Kristen yang militan. Permasalahan penelitian yang peneliti temukan saat pembelajaran  Pendidikan Agama Kristen bersama kelas 7F SMP Negeri Satuan Pendidikan Banyumanik Kota Semarang iman peserta didik yang masih belum percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamatnya secara pribadi. Terbukti dari saat berdiskusi antara guru dengan peserta didik dan ketika mengikuti materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di kelas Pendidikan Agama Kristen. 
Persekutuan Remaja merupakan kegiatan ibadah anak-anak khususnya yang mengajarkan kisah-kisah tokoh Alkitab. Persekutuan Remaja ini adalah cara yang efektf dalam mengasuh anak-anak, memberi pengetahuan, keterampilan dan menanamkan nilai-nilai tentang pertumbuhan iman Dengan tujuan untuk mewariskan iman percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Juru Selamat dunia, dari Persekutuan Remaja membina warga jemaat dan meregenerasi umat-Nya. Secara tidak langsung melalui Persekutuan Remaja mencetak generasi baru yang dewasa secara iman maupun pengetahuan.
Pada dasarnya materi kekristenan berorientasi kepada kebenaran  iman Kristen yang diulang-ulang dari kelas kecil hingga kelas besar. Dalam nast Alkitab kitab Ulangan 6:7-9 yang berbunyi :
           
“ Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang “ kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatnya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Definisi kata berulang-ulang adalah kata yang dikerjakan secara terus menerus dengan hal yang sama berulang kali. Apabila dilakukan dengan berulang-ulang maka peserta didik akan mudah mengingat dan menerapkannya. 
Pandangan Alkitab tentang pendidikan menyatakan bahwa tugas utama dalam mendidik anak ada pada orang tua. Sejak anak dibesarkan, peran orang tua tidak dapat diabaikan, baik pemberian nutrisi, pemeliharaan, pendidikan, dan keteladanan bagi perkembangan anak, baik untuk perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional maupun spiritual. Jadi tugas utama hal keimanan peserta didik ada pada orang tua, adapun di sekolah merupakan sebagai tambahan pengetahuan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu mata pelajaran yang khusus mengajarkan tentang ajaran kasih berfokus kepada iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Nast Alkitab dalam kitab Ibrani 11:1 berbunyi: :
“ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. 
Oleh sebab itu, apabila peserta didik tekun membaca firman Tuhan dan mengikuti. Persekutuan Remajamaka dengan mudah peserta didik memahami arti iman. Pendidikan Agama Kristen adalah mata pelajaran yang dikhususkan bagi  orang-orang yang percaya dan beriman hanya kepada satu pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen menjadi mata pelajaran pertama Maka dengan demikian guru Pendidikan Agama Kristen bertanggungjawab untuk membentuk karakter dan fokus membimbing peserta didik dalam iman Kristen.
Namun dengan demikian ditemui beberapa masalah yang peneliti temukan di lapangan dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
Pertama, kurangnya waktu metode pembelajaran Pedidikan Agama Kristen sehingga guru tidak dapat memenuhi materi secara maksimal.
Kedua, orang tua mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan memotivasi anak untuk bersekolah minggu.
Ketiga, siswa mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar tentang pemahaman iman kekristenan.
Keempat, siswa mengalami kejenuhan karena materi kekristenan berorientasi kepada kebenaran  iman Kristen yang diulang-ulang dari kelas kecil hingga kelas besar. 
B  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.Apa hakekat pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Kota Semarang?
2.Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab rendahnya mutu Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Kota Semarang?
3.Bagaimana model dan strategi peningkatan  mutu Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Kota Semarang?
4.Seberapa besar hubungan Persekutuan Remajadi gereja dengan Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Kota Semarang?
C  Tujuan Penelitian 
1. Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu  Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Semarang Kota Semarang.
2. Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Semarang Kota Semarang.
3.  Mendeskripsikan cara untuk memaksimalkan Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Semarang Kota Semarang
D  Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah, ini merupakan wadah sekolah untuk lebih memperhatikan  karakter pelajar Pancasila yang beriman, bertaqwa pada pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan metode demonstrasi di Sekolah Dasar.
2. Bagi peneliti, ini merupakan penambahan pengetahuan serta wawasan peneliti kepada pembaca tentang keadaan Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Dasar Negeri sekarang ini. Sehingga, kita dapat mencari solusi secara bersama agar Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Dasar Negeri
di masa yang akan datang dapat meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan
BAB II
KERANGKA TEORI
A.Landasan Teori
Pendidikan Agama Kristen Hakekat Pembelajaran Agama Kristen
Hakekat pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu sebuah proses pembelajaran pendidikan agama yang utuh, bukan hanya pembelajaran secara kognitif, melainkan juga secara emosional. Siswa dipandu melalui setiap proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk mengenal Allah, karya Allah, dan melakukan perintah Allah di dalam kehidupan peserta didik. 
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan Agama Kristen bukan sekedar kegiatan biasa yang dilakukan di sekolah-sekolah maupun gereja akan tetapi sebuah bentuk usaha sadar dari lembaga gereja, sekolah, dan berbagai lembaga lainnya, Oleh karena itu mengacu pada pengertian pendidikan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.  Pada saat menyelenggarakan Pendidikan Agama Kristen diperlukan tujuan yang jelas, ada kurikulum, terdapat rencana pokok pembelajaran, memiliki penjadwalan yang teratur, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran. perlu diselenggarakan dalam pemikiran yang bersifat kontinue yang artinya terus menerus dapat menjawab berbagai kebutuhan, terutama kebutuhan rohani 
orang-orang percaya di sepanjang zaman. Jadi Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar dan terencana untuk meletakan dasar Yesus Kristus dalam pertumbuhan iman Kristus. Iman bertumbuh melalui pendengaran, yaitu pendengaran akan firman Tuhan yang diberitakan. Melalui mendengar dan merenungkan firman Tuhan itulah adanya perubahan kehidupan serta mengalami kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam hidup orang percaya. Tujuan umum pendidikan Kristen adalah mengarahkan umat agar bermoral dan berbudi pekerti Kristiani sesuai firman Tuhan.
Istilah Pendidikan Agama Kristen yang diambil dari terjemahan bahasa Inggris yaitu Christian Religius Education, yang dalam prakteknya adalah sebuah proses pembelajaran bersumber dari kebenaran Firman Tuhan. Agama Kristen merupakan sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.
Dasar utama pendidikan Kristen adalah penyampaian pewahyuan secara umum dan pewahyuan secara khusus. Pewahyuan secara umum adalah seluruh alam ciptaan Tuhan yang di dalamya tersimpan hikmat-hikmat Allah yang bisa ditemukan manusia. Pewahyuan secara khusus merupakan firman Allah yang di wahyukan kepada manusia dalam bentuk tulisan, yaitu Alkitab.
Perbedaan antara pendidikan Kristen dan pendidikan agama Kristen adalah sebagai berikut :
1.Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang berdasarkan orientasi secara umum, Kristen merupakan nilai-nilai Kristiani dalam suasana Kristen. 
2.Pendidikan Agama Kristen adalah pengajaran pokok-pokok kebenaran iman Kristen; ilmu pengetahuan sebagai harta rohani yang berdasarkan orientasi Alkitab sebagai panutan untuk menjaga kelakuan hidup rohani.
Pandangan Alkitab tentang pendidikan menyatakan bahwa tugas utama dalam mendidik anak ada pada orangtua. Sejak melahirkan anak dan membesarkannya, peran orangtua tidak dapat diabaikan, baik pemberian nutrisi, pemeliharaan, pendidikan, dan keteladanan bagi perkembangan anak, baik untuk perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional maupun spiritual
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Mutu PAK
Indonesia pada hakekatnya adalah akumulasi dari penyebab rendahnya mutu pendidikan di sekolah banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan. Contohnya, sekolah belum memiliki ruang khusus pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan tidak lengkapnya buku-buku Pendidikan Agama Kristen diperpustakaan. Peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen memiliki peran penting dalam meningkatkan pendidikan nasional, artinya dalam meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran pada Pendidikan Agama Kristen dipengaruhi oleh sarana prasarana lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. 
 
Faktor penyebab rendahnya mutu Pendidikan Agama Kristen dapat pula dikarenakan minoritasnya peserta didik dilingkungan sekolah negeri. Sehingga minat belajar peserta didikpun kurang bersemangat dan antusias. Kurangnya dukung-an dari orang tua untuk mendorong anak mengikuti sekolah minggu, maka anak sebagai peserta didik di sekolah tidak dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Kristen perlu kerja-sama antara sekolah yang diwakili oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kolaborasi bersama guru kelas dan keluarga, serta antara pihak sekolah dengan gereja hal ini akan membantu mengurai faktor-faktor penyebab rendahnya mutu Pendidikan Agama Kristen.
* Model dan Strategi Peningkatan  Mutu Pendidikan Agama Kristen
1. Teori dan model peningkatan mutu pendidikan
Teori merupakan satu kesatuan yang utuh yang dapat menjelaskan suatu fenomena. Model merupakan terminologi yang seringkali di-pergunakan untuk menunjuk teori. Teori Total Quality Management (TQM) yaitu teori yang menjelaskan bahwa mutu sekolah mencakup dan menekankan pada tiga kemampuan, yaitu kemampuan akademik, kemampuan sosial, dan kemampuan moral. Proses belajar mengajar dan realitas sekolah merupakan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku yang telah lama terbentuk di sekolah. Kualitas kurikulum dan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Kristen memilki hubungan timbal balik dengan realita sekolah yang artinya kerjasama antara sekolah, gereja dengan keluarga. 
2. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah
Strategi merupakan suatu rencana penentuan dengan tujuan jangka panjang dari suatu lembaga dan aktivitas yang harus dilakukan guna mewujudkan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang disertai alokasi sumber, sehingga tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dapat diwujudkan secara efektif dan efesien.
Penentuan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan aktivitas yang dilakukan bermula dari kondisi saat ini dan kondisi yang akan dicapai masa depan sebagai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang berhasil. Ada tiga perencanaan strategis yang berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah, yaitu strategi yang menekankan pada hasil, strategi yang menekankan pada proses, dan 
strategi komprehensif. Pelaksanaan strategi ini sangat ditentukan oleh  inisiatif dan kemampuan dari sekolah, karena sekolah memilki peran yang sangat menentukan dan sekaligus pengambil inisiatif, maka akan muncul semangat dan kekuatan dari sekolah sesuai kondisi dari masing-masing sekolah.
Pada dasarnya Pendidikan Agama, lebih khususnya pendidikan Agama Kristen sangatlah penting untuk diterapkan dalam peningkatan potensi spiritual, sehingga membantu peserta didik Pendidikan Agama Kristen agar menjadi manusia yang beriman dan taat kepada Tuhan. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari tangunggjawab seorang guru Pendidikan Agama Kristen. Dalam nast Alkitab 2 Timotius 3:16, berbunyi :
Segala tulisan yang diilhamkan  Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang yang memberikan ilmu pengetahuan tentang agama Kristen yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Yesus Kristus, dan bergantung penuh kepada Roh Kudus dan ditransferkan ke peserta didik Pendiidkan Agama Kristen dalam kegiatan belajar mengajar, agar para peserta didik tersebut dapat mengenal Allah dan kasih-Nya yang dilakukan dalam bentuk pengajaran . Guru Pendidikan Agama Kristen mencerminkan integritas pribadi yang mantap, kepribadian yang dewasa, berpikir positif, adil, jujur dan obyektif, berdisiplin dalam melaksananakan tugas, arif, berwibawa dan dapat menjadi teladan.
Seberapa besar hubungan Persekutuan Remajadi gereja dengan Pendidikan Agama Kristen
Sangat penting Persekutuan Remajaberfungsi untuk memperlengkapi anak-anak selaku peserta didik disekolah dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, firman dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi dan bertumbuh di dalam iman, dengan tujuan  setelah dewasa kelak nanti mereka peserta didik mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara.
Secara umum gereja itu mempunyai tiga tugas utama di dunia ini yaitu: Marturia (bersaksi)
Koinonia (bersekutu), dan Diakonia (melayani) tugas pokok ini berkaitan dalam pelayanannya. Gereja terpanggil untuk melaksanakan tugas pelayanan dalam pendidikan atau pembinaan warga jemaat. Penerapan Pendidikan Agama Kristen dalam gereja bertujuan membina dan mencerdaskan warga jemaat agar iman mereka terus bertumbuh dalam terang firman Tuhan. 
Pendidikan Agama Kristen di sekolah baik ditempat sekolah negeri maupun sekolah swasta menjadi sentral dalam pembentukan spiritualitas, karakter, dan pribadi peserta didik agar dapat hidup rukun, bersatu, dan saling bekerja sama dengan warga sekolah serta bersinergi satu dengan yang lain. 
Tujuan Pendidikan agama Kristen di sekolah adalah merupakan upaya untuk memenuhi tujuan amanat agung yakni menjadikan seluruh bangsa menjadi murid Kristus dan mengajar mereka melakukan segala perintah-Nya sesuai Amanat Agung yang tertulis dalam nast Alkitab Matius 28:19-20, berbunyi :
Karena itu pergilah, jadikanlahnsemua nangs murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakuakan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senanatiasa sampai kepada akhir  zaman.
Melayani peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen seorang guru menjadi sangat penting karena anak-anak harus bertumbuh dan berkembang. Gereja melalui pelayanan anak  di Persekutuan Remajadapat mendengarkan keinginan anak-anak dalam mengungkapkan pandangan, kebutuhan, harapan dan impian mereka. 
Anak-anak Persekutuan Remaja sebagai peserta didik Pendidikan Agama Kristen di sekolah butuh diperhatikan dan dididik  untuk menjadi seperti yang dikehendaki Allah. 
Ada lima tugas gereja yaitu: 
pewartaan (Kerygma),     * kesaksian hidup (Martyria),
persekutuan (Koinonia),   * pengudusan (Liturgia), dan 
pelayanan (Diakonia). 
Beberapa peran Diakonia dan Pendidikan Agama Kristen yaitu : 
1.Hubungan yang harus dibangun antara gereja dan sekolah adalah hubungan sarana pembinaan iman Kristen. Gereja dengan ilmu theologia harus mengajarkan prinsip-prinsip iman Kristen yang berdasarkan Alkitab kepada sekolah melalui visi, misi dan realisasi yang nyata. 
2.Hubungan yang perlu dibangun antara sekolah dan gereja adalah sarana pengarahan etika. Ini berarti dalam tindakan, gereja tetap mengajar etika Kristen di samping mengajar integrasi yang tepat antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan.
3.Hubungan terakhir yang perlu dibangun antara sekolah dan gereja adalah hubungan sarana sosial, hubungan gereja dan sekolah bersama-sama membantu masyarakat sekitar sambil memberitakan Injil Kabar Baik.
Bersama ini hubungan sekolah dengan gereja serta masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah, gereja dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk peningkatan dan pengembangan sekolah. Oleh sebab itu untuk hubungannya peserta didik Pendidikan Agama Kristen dapat termotivasi dalam proses pembelajarannya maka sekolah dan gereja harus berkerjasama melayani masyarakat dengan baik.
B.Penelitian Terdahulu
Menurut informasi dari wali kelas SMP Negeri 27 kelas 7F dari lataar belakang keluarga para siswanya rata – rata tidak rajin mengikuti kegiatan digerejanya seperti Persekutuan Remaja, karena kegiatan di hari Jumat ada persekutuan di Gereja Bethel Tabelnakel dekat dengan sekolah saja, para siswa memilih pulang bagi yang rumah dekat, bahkan malah ada yang memilih pergi ke warung makan sembari cerita – cerita.
Itu sebabnya Peneliti saat ini ingin melakukannya dengan melalui pendekatan dari hati ke hati, sharing, tukar pikiran dan berdiskusi bersama para siswanya, guna mengetahui sebab apa mereka tidak rajin pergi kegiatan gereja salah satunya Persekutuan remaja.
Harapannya tentu aka nada perubahan pada diri siswa yang peneliti ajar dan kedepannya akan membawa kebaikan bisa menjadi contoh bagi adik kelas maupun teman disekeliling rumah tempat para siswa tinggal dan bergaul.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian 
Berdasarkan sering ditemui proses Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 27 Satuan Pendidikan Banyumanik Kota Semarang.beberapa peserta didik beragama Kristen yang jarang mengikuti kegiatan remaja di gereja dimana orang tuanya bergereja. Sehingga menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Hal-hal yang menyebabkan rendah tersebut dengan berbagai alasan baik dari peserta didik maupun orang tuanya. Contoh alasan yang ditemui adalah peserta didik tidak ada yang mengantarkan ke gereja untuk ikut Persekutuan Remaja karena orang tua bekerja, peserta didik bangunnya siang, orang tua tidak ke gereja karena tiap hari minggu masuk kerja dan masih banyak lagi alasan lainnya. Semua ini timbul karena kurang bersyukur dan tidak menyadarinya orang tua bahwa hidupnya selalu dalam penyertaan Tuhan.
Orang tua tidak menyadari bahwa dengan berbagai alasan tersebut pasti merugikan dirinya dan anaknya, karena tidak memperoleh berkat rohani firman Tuhan yang disampaikan oleh pelayan Tuhan yang bertugas melayani. Bahkan kadang kala ke gereja hanya jika ada momen-momen tertentu seperti mendekati bulan Paskah dan bulan Natal untuk memanas-manasi bangku gereja atau sekedar setor muka setelah usai bulan Paskah serta bulan Natal pasti mereka kembali dengan berbagai alasannya alias menghilang tanpa pesan. 
Dengan malasnya peserta didik mengikuti kegiatan Remaja di gereja  maka akan terpengaruh juga dinilai hasil belajarnya. Guru sering menemui nilai peserta didik yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah. 
Kemudian Peneliti  berupaya  melakukan Penelitian dengan Wawancara 
B.Variabel Penelitian 

Karena keprihatinan guru Pendidikan Agama Kristen akan per-tumbuhan iman peserta didik dengan berbagai alasan tersebut, maka dengan demikian guru memulai mendisiplin secara khusus yang akan dimulai dari kelas 7 sampai dengan kelas 9 untuk mengikuti kegiatan Remaja di gereja  yang dekat dengan lingkungan rumahnya atau ditempat orang tuanya bergereja.
Guru Pendidikan Agama Kristen menggunakan cara pendekatan kepada tiap peserta didik saat berjalannya pembelajaran dikelas dengan bertanya “Apakah hari minggu kemarin ke gereja mengikuti persekutuan Remaja ?”. Dari pendekatan yang dilakukan guru kepada peserta didik tersebut ada kemajuan dan peningkatan bahwa peserta didik mulai mengikuti persekutuan Remaja, walaupun masih ada juga yang beralasan belum ke persekutuan Remaja tapi ikut kebaktian umum bersama orang tuanya.
Upaya yang lain selain pendekatan kepada peserta didik peneliti  Pendidikan Agama Kristen juga mengundang dengan cara konsultasi kepada orang tua agar memperhatikan peserta didik untuk mau mengikuti sekolah minggu, serta disampaikannya interaksi perkembangan peserta didik dikelas saat berjalannya pembelajaran.
Jadi adanya kolaborasi antara guru Pendidikan Agama Kristen dan orang tua peserta didik dalam tumbuh kembang proses pembelajaran dan pertumbuhan iman peserta didik ada solusi pertumbuhan iman dan peningkatan nilai hasil belajar peserta didik. 
C.Jenis, Sumber, dan Tehnik Pengumpulan Data
Pada dasarnya jam pembelajaran Pandidikan Agama Kristen hanya 4 jam dalam 1 minggu sangat kurang maksimal, Dengan jam pembelajaran tersebut diatas guru Pendidikan Agama Kristen harus pandai membagi waktu alokasi pembelajaran dengan baik.
Cara memaksimalkan proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang kurang maksimal itu maka guru Pendidikan Agama Kristen harus pandai-pandai memaksimalkannya. Agar pembelajaran tercapai tujuannya dalam proses pembelajaran guru memberikan tugas menghafal ayat hafalan nats Alkitab sesuai dengan tema pembelajaran sebagai ayat emas.
Dengan cara menghafal ayat hafalan tersebut peserta didik mulai bersemangat dan mulai ada peningkatan baik nilai hasil belajar maupun pertumbuhan iman kekristenannya, serta paham akan pengenalan ter-hadap Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya pribadi. Dari cara memaksimalkan inilah guru Pendidikan Agama Kristen berhasil dalam proses pembelajaran. Itu sebabnya peneliti melakukan penelitian d Jenis : memberikan 5 pertanyaan sebagai bentuk Wawancara.
Sumber : Wali kelas 7F SMP Negeri 27 Semarang, 
                 Guru BP SMP Negeri 27 Semarang, dan 
                 Satpam Gereja Bethel Tabernakel dekat sekolah.
Tehnik Pengumpulan Data : menjadwal para siswa untuk dipanggil guna diwawancarai
                                         
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam lingkungan sekolah, dalam  kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai, terlebih pada pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang notebene adalah pembelajaran yang paling mendasar karena pembelajaran pembentukan pribadi dan karakter peserta didik untuk menjadi manusia yang berakhlak dan jiwa pelajar Pancasila.
Oleh sebab itu antara sekolah, gereja dan keluaga harus bekerjasama kolaborasi mendukung peserta didik untuk berPersekutuan Remajaagar dengan mengikuti Persekutuan Remaja akan bertambah ilmu pemahaman dan pengenalannya terhadap Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru selamatnya secara pribadi. 
Dengan iman yang kuat peserta didik menjadi pribadi yang kuat dan tangguh didalam kehidupannya dewasa kelak tidak mudah terombang-ambing rupa-rupa dunia. Peserta didik pastinya menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan serta berguna bagi nusa dan bangsa.
4.2.Saran
Saran yang dapat peneliti kemukakan dalam rangka upaya Kegiatan Remaja Guna Meningkatkan Iman Pada Siswa kelas 7F SMP Negeri 27  Satuan Pendidikan  Kota Semarang :
1. Pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana pembelajaran khusus 
untuk kelas Pendidikan Agama Kristen yang bersih dan nyaman. 
2. Pihak sekolah segera menambah koleksi buku-buku penunjang Pandidikan Agama Kristen.
3. Pihak sekolah hendaknya kolaborasi dengan gereja sekitar untuk menunjang proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
4. Pihak sekolah hendaknya kerjasama dengan orang tua peserta didik untuk mendukung program kegiatan Pendidikan Agama Kristen.
DAFTAR PUSTAKA
1.Undang – undang Pendidikan Sisdiknas no 20 tahun 2023
2.Alkitab Penerbit LAI :
a.Ulangan 6:7-9
b.Ibrani 11 : 1
c.2 Timotius 3:16
d.Matius 28 : 19 – 20
3.Kamus Bahasa Inggris
4.https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4716/%2812%29%20TESIS%20TUMPAL%20WILLY%20RUMAPEA%20%28GRJ_2017%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y
3 tugas utama gereja
5.https://aendydasaint.com/tag/tugas-pokok-gereja/
5 tugas pokok gereja
PT. Portal Indonesia News Grup
Baca Juga  "LBH MUKI Jawa Tengah Gelar Edukasi Hukum di SMKN 6 Semarang, Bahas Bahaya Narkoba hingga Bullying"

Share :

Baca Juga

Bilateral

Presiden Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan di Qasr Al Watn, Abu Dhabi

Hukum

“LBH MUKI Jawa Tengah Gelar Edukasi Hukum di SMKN 6 Semarang, Bahas Bahaya Narkoba hingga Bullying”

Budaya

Simulasi Budaya Sadar Bencana di SDN Pakintelan 1: Edukasi Tanggap Bencana untuk Anak-anak

Pendidikan

Menyibak Era Baru Pendidikan: Musyawarah SMK Kabupaten Semarang Menciptakan Tonggak Sejarah

Artikel

Siapkan Generasi Z menuju Indonesia Emas 2045

Pendidikan

Koordinasi dan Keselarasan Melangkah Bersama Waka Kurikulum SMK se-Kabupaten Semarang

Info salatiga

PEMBEKALAN KARAKTER KEPEMIMPINAN KETUA OSIS OLEH PJ WALIKOTA SALATIGA

Daerah

Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha Mewisudakan 215 Siswa Sekolah Lansia “Pancasila”