PortalIndonesiaNews.net – Antraks merupakan salah satu penyakit yang menular dari
hewan ternak ke manusia. Penyakit ini sebenarnya terbilang langka, tetapi bisa
menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan tepat. Simak informasi berikut
untuk memahami lebih dalam seputar penyakit infeksi yang satu ini.
Apa itu antraks?
Penyakit antraks atau anthrax adalah infeksi bakteri serius
yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis.
Pada keadaan normal, bakteri tersebut menghasilkan spora
yang tidak aktif (dorman) dan hidup di tanah. Saat spora masuk ke dalam tubuh
binatang atau manusia, spora menjadi aktif.
Spora aktif tersebut lalu mulai membelah diri, menghasilkan
racun, menyebarkannya ke seluruh tubuh, dan menyebabkan penyakit yang berat.
Penyakit ini dapat mengenai kulit, paru-paru, dan, pada
kasus yang langka, saluran pencernaan.
Penyakit antraks sangat jarang terjadi. Seseorang dapat
tertular melalui kontak dengan binatang, wol, daging, atau kulit binatang yang
terinfeksi.
Jenis penyakit antraks
Jenis penyakit antraks dibedakan berdasarkan bagaimana
bakteri masuk ke dalam tubuh. Semua tipe antraks dapat menyebar ke seluruh
tubuh dengan cepat dan menyebabkan kematian jika tidak segera diobati.
1. Anthrax kulit
Penyakit ini terjadi ketika spora bakteri Bacillus masuk ke
dalam kulit manusia melalui luka atau goresan.
yang terinfeksi atau produk hewan terkontaminasi, seperti wol, kulit, atau
rambut.
Antraks kulit paling sering terjadi pada kepala, leher,
lengan bawah, dan tangan. Penyakit ini menyerang kulit dan jaringan di sekitar
tempat infeksi.
Ini adalah bentuk paling umum dari antraks dan dianggap
paling tidak berbahaya jika diobati dengan tepat.
Infeksi biasanya berlangsung selama 1–7 hari setelah
seseorang terpapar spora bakteri. Tanpa pengobatan yang tepat, pasien dapat
meninggal dunia.
2. Anthrax inhalasi
Anda juga dapat tertular antraks inhalasi jika menghirup
spora bakteri Bacillus anthracis. Penyakit antraks jenis ini biasanya berawal
dari kelenjar getah bening pada dada.
Bakteri yang Anda hirup akan menyebar ke seluruh tubuh
sampai akhirnya menyebabkan masalah pernapasan parah dan syok.
Infeksi biasanya berlangsung dalam seminggu setelah pasien
terpapar, tetapi bisa memakan waktu hingga dua bulan. Tanpa pengobatan,
penyakit ini hampir selalu berakhir fatal.
3. Anthrax
gastrointestinal
Anthrax jenis ini menular ketika seseorang mengonsumsi
daging mentah atau setengah matang dari binatang yang terinfeksi.
Setelah tertelan, spora antraks dapat menyerang saluran
pencernaan bagian atas (tenggorokan dan kerongkongan), lambung, dan usus.
Infeksi ini biasanya berkembang pada 1–7 hari setelah pasien
terpapar. Tanpa pengobatan, lebih dari separuh pasien dengan antraks
gastrointestinal meninggal dunia.
4. Anthrax injeksi
Selain ketiga jenis anthrax yang telah disebutkan, ada satu
jenis yang baru ditemukan di Eropa Utara, yakni anthrax pada pemakaian
obat-obatan terlarang dengan suntikan.
Kondisi ini mirip dengan anthrax kulit, tetapi dapat lebih
cepat menyebar ke seluruh tubuh dan lebih sulit untuk diobati.
Gejala antraks
Gejala penyakit antraks tergantung pada tipe infeksinya.
Penyakit ini pun dapat dimulai kapan saja, dari satu hari hingga lebih dari dua
bulan sejak seseorang terjangkit bakteri.
Berikut adalah gejala penyakit antraks berdasarkan jenisnya.
1. Anthrax kulit
Berikut merupakan gejala-gejala yang dapat muncul akibat
anthrax kulit.
Adanya benjolan merah kecokelatan yang gatal dan tidak nyeri
dengan bagian tengah berwarna hitam.
Benjolan biasanya muncul di daerah wajah, leher, lengan,
atau tangan.
Kelenjar getah bening terdekat dapat membesar dan terasa
sakit.
Pasien terkadang juga mengalami gejala mirip flu, seperti
demam dan sakit kepala.
2. Anthrax inhalasi
Gejala awal anthrax jenis ini mirip dengan flu, tapi dapat
memburuk dengan cepat. Gejala-gejalanya meliputi:
- demam dan menggigil,
- berkeringat (anggota tubuh sering basah)
- nyeri badan
- kelelahan berlebih,
- sakit kepala, pusing, atau pening
- rasa tidak nyaman pada dada
- sesak dan batuk
- nyeri perut
- mual dan muntah
3. Anthrax gastrointestinal
Gejala antraks gastrointestinal yaitu:
- demam dan menggigil
- pembengkakan pada leher
- sakit tenggorokan
- sakit kepala
- nyeri saat menelan
- suara serak
- mual dan muntah (khususnya muntah darah)
- diare atau BAB berdarah
- nyeri perut
- pingsan
- pembesaran perut
4. Anthrax injeksi
Berikut adalah beberapa gejala anthrax injeksi.
- Demam dan menggigil.
- Muncul kelompok benjolan kecil yang gatal, terutama pada
area suntikan di atas permukaan kulit. - Luka dengan bagian tengah berwarna hitam muncul setelah
adanya benjolan. - Pembengkakan di sekitar luka.
- Abses (kantong nanah) jauh di bawah kulit atau otot tempat
obat-obatan terlarang disuntikkan.
Jika Anda tinggal di daerah dengan kasus antraks yang tinggi,
akan mengunjungi daerah tersebut, atau memiliki gejala-gejala di atas maupun
pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Penyebab dan faktor risiko antraks
Penyebab penyakit antraks adalah spora bakteri Bacillus
anthracis yang aktif. Spora dapat bertahan hidup di lingkungan selama
bertahun-tahun, lalu bertunas dan membelah diri.
Penyebaran bakteri ke seluruh tubuh hanya terjadi manusia
melakukan kontak dengan binatang yang terinfeksi.
Faktor risiko antraks
Siapa pun yang telah terlibat kontak dengan spora Bacillus
anthracis bisa tertular penyakit anthrax.
Meski penyakit antraks sebenarnya terbilang langka, ada
beberapa kelompok yang lebih berisiko tertular.
- Orang yang mengolah produk hewani.
- Dokter hewan yang bekerja dengan binatang yang terinfeksi.
- Peternak yang bekerja dengan binatang yang terinfeksi.
- Pelancong yang mengunjungi daerah berisiko tinggi.
- Pekerja laboratorium yang bekerja dengan antraks.
- Tukang pos, anggota militer, dan relawan.
- Orang yang terpapar selama kejadian teror biologis yang
melibatkan spora antraks. - Orang yang meemakan daging mentah dari binatang yang
terinfeksi.
Diagnosis penyakit anthrax
Dokter mendiagnosis penyakit anthrax berdasarkan gejala yang
dialami pasien, pemeriksaan fisik, serta riwayat paparan pada pasien berisiko
tinggi.
Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan medis
berikut untuk mengesampingkan berbagai penyakit lain yang menimbulkan gejala
serupa.
- Pemeriksaan kulit: sampel cairan dari luka yang mencurigakan
pada kulit dapat diuji di laboratorium untuk mendeteksi tanda-tanda antraks
kulit. - Tes darah: dalam prosedur ini, darah Anda akan diambil dan
diteliti di laboratorium. - X-ray atau CT-scan dada: dokter mungkin akan melakukan
prosedur ini jika pasien dicurigai terjangkit antraks inhalasi. - Pemeriksaan feses: dokter dapat memeriksa sampel feses
pasien untuk mencari keberadaan bakteri antraks gastrointestinal. - Suntikan spinal: prosedur ini dilakukan jika dokter
mencurigai antraks selain jenis kulit karena mungkin berhubungan dengan
meningitis.
Pengobatan antraks
Semua jenis penyakit anthrax dapat dicegah dan diterapi
dengan antibiotik dari kelompok amoksisilin, ciprofloxacin, atau doksisiklin.
Berbagai antibiotik
di atas perlu dikonsumsi selama 60 hari untuk mencegah kekambuhan.
Semakin lama terapi ditunda, semakin besar risiko perburukan
penyakit. Jadi, terapi biasanya dimulai sesegera mungkin saat seseorang
terdiagnosis mengidap anthrax.
Pencegahan antraks
Guna melindungi diri dari bahaya penyakit antraks, Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan upaya pencegahan sebagai
berikut.
1. Mengikuti vaksinasi antraks
Vaksinasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah
penularan antraks. Akan tetapi, vaksin antraks hingga kini tidak tersedia untuk
umum, mengingat kasusnya amat langka.
Pemberian vaksin anthrax juga diwajibkan bagi kelompok yang
rentan terinfeksi berikut ini.
- Orang yang mengelola peternakan atau memiliki hewan ternak.
- Orang yang mengolah produk peternakan, terutama di wilayah
berisiko tinggi anthrax. - Dokter hewan atau orang yang pekerjaannya melibatkan hewan.
- Orang yang meneliti bakteri anthrax di laboratorium.
- Anggota militer yang bertugas di wilayah berisiko tinggi
anthrax.
Vaksinasi dilakukan sebanyak lima kali dalam kurun waktu 18
bulan. Orang-orang yang berisiko juga perlu mendapatkan vaksin booster satu
kali setahun untuk menambah perlindungan terhadap infeksi.
2. Mengonsumsi antibiotik
Konsumsi antibiotik adalah upaya pencegahan untuk
orang-orang yang telah terpapar penyakit antraks, misalnya ketika Anda
melakukan kontak dengan hewan ternak, lalu hewan tersebut mati karena antraks.
Anda perlu memperoleh tiga kali vaksin anthrax dalam waktu
empat minggu, ditambah antibiotik selama 60 hari.
Antibiotik yang dikonsumsi bisa berupa ciprofloxacin atau
doxycycline. Jika Anda alergi terhadap vaksin antraks, Anda hanya akan
diberikan antibiotik.
3. Pencegahan untuk pekerja yang rentan
Orang-orang yang bekerja di peternakan, laboratorium, dan
tempat-tempat yang rentan terkontaminasi bakteri Bacillus anthracis dapat melakukan
langkah pencegahan berikut ini.
- Memastikan lingkungan kerja memiliki ventilasi udara yang
baik. - Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut saat bekerja.
- Mencuci tangan menggunakan sabun.
- Mengenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang.
- Mengenakan sepatu khusus untuk bekerja.
- Menggunakan pelindung mata, sarung tangan, dan masker N-95.
- Mencuci pakaian yang digunakan saat bekerja dengan detergen.
- Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
- Tidak membawa barang dari luar lingkungan kerja.
Mereka yang bekerja di lingkungan berisiko juga perlu
melakukan upaya pencegahan agar orang-orang terdekatnya terlindung dari
penyakit anthrax.
Kunci pencegahan antraks adalah menjaga kebersihan
lingkungan kerja dan memantau kesehatan hewan ternak di sekitarnya.
Jika Anda termasuk dalam kelompok berisiko, jangan lupa
melakukan vaksinasi secara rutin untuk melindungi diri dan keluarga.
Cara membunuh spora antraks
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Anda bisa
membunuh spora antraks dengan cara:memanaskan produk dalam suhu 95°C selama 24 jam,
merebusnya dalam air mendidih selama 30 menit, atau
menggunakan mesin autoklaf dengan suhu 120°C selama 20 menit.
(Sumber :https://hellosehat.com/ )
(red)