LITERASI ISLAM SEBAGAI SUMBER GERAKAN DALAM KEBANGKITAN ILMU PENGETAHUAN

LITERASI ISLAM SEBAGAI SUMBER GERAKAN DALAM KEBANGKITAN ILMU PENGETAHUAN

Rabu, 08 Februari 2023, Rabu, Februari 08, 2023


Candirejo,PortalIndonesiaNews.net - KH. Anis Maftukhin LC.MA, Pengasuh Pondok Pesantren WALI (Wakaf Literasi Islam Indonesia), Candirejo Tuntang, Kabupaten Semarang. Dalam kesempatan diskusi dengan beberapa tokoh pemuda NU, Aktivis lingkungan serta  pengacara muda di Balai Latihan Kerja (BLK) Pondok Wali Selasa,7-2-2023. 


Sebagai Kyai Revolusioner di kabupaten Semarang serta Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) MWC Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Tuntang ini menegaskan bahwa para generasi muda NU haruslah menjadi penggerak kemajuan ilmu bagi kemajuan dan peradaban di Indonesia. Ilmu agama itu tidak terbatas, Artinya untuk menginspirasi pemuda Islam itu memiliki sumber literasi yang sangat luas, ungkapnya.


Kyai Anis sapaan akrapnya yang juga selaku inisiator NGAKAR ( Ngaji Kerakyatan ) ini mengatan, NU dalam melihat sesuatu hendaknya konteknya adalah ilmu, ilmu harus menjadi dasar ke depan, NU harus menjadikan ilmu sebagai sumber inspirasi dan sumber gerakan. Alquran, hadis, dan tafsir itu kalau kita gali secara lebih dalam, banyak sekali inspirasi dan cabang-cabang ilmu pengetahuan ada didalamnya ."


Pria kelahiran 5 Februari 1976 itu menyebutkan, berbicara literasi Islam, seribu tahun yang lalu ulama Islam sudah menulis berbagai kitab dari berbagai disiplin limu. Beliau mencontohkan salah satunya adalah Kitab Firasat yang ditulis Fakhruddin Ar-Razi. Firasat itu digambarkan maknanya sebagai kuda yang berlari cepat, tetapi di Indonesia malah terdegradasi menjadi klenik.


Firasat itu mengetahui sesuatu yang tidak terlihat melalui tanda-tanda yang terlihat. Misalnya, masalah pertambangan untuk mencari eksplorasi di dalam bumi, Islam sudah ada basisnya, Ketika mencari sumber air, yang dilepaskan adalah binatang unta karena memiliki penciuman yang tajam, Itu baru ilmu firasat, belum ilmu-ilmu lain yang juga sudah diteliti dan ditulis oleh ulama terdahulu seperti bidang kedokteran, ilmu hitung, dan lainnya, Terangnya.


Oleh karena itu, Alumnus Al Azhar Kairo serta  Ketua II (Bidang Organisasi dan Media) Forum Kiai Muda Jawa Tengah ini berpendapat, “Ruh Intelektual NU hari ini harus dibangkitkan. Caranya dengan menumbuhkan dan menggerakkan literasi dan penelitian. Generasi NU harus mencintai literasi. Literasi dan penelitian dirasa sangatlah masih kurang dijalankan oleh umat Islam kususnya warga NU.”


Ia menyebut, kejayaan Islam di Timur Tengah pada masa dahulu dimulai dari gerakan literasi. Literasi yang dimaksud, seperti membaca, menulis, menerjemahkan, dan memproduksi kembali karya ulama terdahulu baik dalam bentuk buku, atau digital. Dari hasil membaca kemudian menganalisis, hipotesa, penelitian kemudian muncul ilmu baru. Literasi sebagai sumber inspirasi gerakan, Apapun gerakan ilmu ke depan harus berbasis literasi, tegas Presiden Santri Enterpreneur Club ini.


Terinspirasi dari kejayaan Islam berbasis pada gerakan literasi itu pulalah Pondok Wali didirikan Kyai Anis, Ponpes ini telah berdiri sejak 2016 di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Sebagai pesantren yang bertujuan membumikan khazanah literatur Islam, Ponpes Wali memiliki visi untuk menjadi pusat penerjemahan dan pusat kodifikasi literatur Islam. Selain itu, menjadikan pusat rujukan dan akses literasi Islam klasik dunia dalam berbagai bidang kehidupan dan keilmuan di Indonesia. Pesantren Wali berupaya untuk memberikan akses kepada masyarakat luas agar bisa memahami kandungan kitab-kitab klasik yang disusun oleh para ulama di berbagai belahan dunia. Menurut Kyai Anis, melalui hal tersebut diharapkan terjadi transformasi ilmu pengetahuan dan budaya sehingga umat Islam Indonesia bisa bersaing serta berkontribusi memajukan peradaban. sehingga masyarakat luas yang tidak mengerti bahasa Arab dapat dengan mudah membaca isi dari berbagai kitab literasi islam dunia.


Penulis,

Atto

TerPopuler